Emping melinjo "Rahayu" yang diproduksi pengrajin di Desa Sukaraja Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menempus Pasar India melalui  perusahaan eksportir dari Jakarta. 

"Kita terus meningkatkan kualitas,sehingga permintaan pasar domistik maupun luar negeri meningkat," kata Nining,  perajin emping "Rahayu" saat ditemui di Desa Sukaraja Kabupaten Lebak, Kamis.

Permintaan masyarakat di negara itu cenderung meningkat untuk bahan campuran aneka makanan, dan untuk memenuhi permintaan dari India Nining mempekerjakan 14 orang karyawan.

"Rakyat India sangat menyukai kerupuk emping dari Kabupaten Lebak, memiliki keunggulan dibandingkan dari daerah lain, diantaranya lebih renyah dan aroma melinjonya terasa sekali," katanya.

Keunggulan lain emping melinjo Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak itu memiliki rasa gurih, beraroma dan tahan lama hingga empat bulan ke depan.

Ia juga menyatakan, emping melinjo Rahayu yang diproduksinya  memiliki sertifikasi halal yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Kami merasa terbantu adanya permintaan pasar dari India  karena bisa menyerap tenaga kerja. Mudah-mudahan bisa terus meningkat sehingga akan lebih banyak lagi warga yang bisa direkrut bekerja di sini," katanya.

Menurut dia, dirinya mengelola usaha kerajinan kerupuk emping melinjo "Rahayu" selama 20 tahun. Selain dikirim  ke luar negeri  juga ke beberapa daerah , seperti DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah.

Mengenai kendala yang dihadapi, menurut dia, saat ini bahan baku yakni biji melinjo relatif kecil akibat kemarau yang terjadi sejak awal Juni 2019, pasokan berkurang dan harga biji melinjo naik hingga Rp12.000/kg.

"Kita selama sepekan terakhir  ini hanya mampu memproduksi emping sebanyak 40 Kg, padahal normalnya mencapai satu ton/hari," katanya.

Ia mengatakan, harga  emping "Rahayu" dijual berbentuk orginal Rp50.000/Kg dan bisa menghasilkan omzet hingga puluhan juta/bulan.

Herdi, seorang perajin warga Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengatakan selama ini permintaan pasar ekspor cukup tinggi.

Selama ini, perajin emping  merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan baku melinjo karena musim kemarau itu.

"Produksi perkebunan melinjo di sini sudah berkurang,karena usia tanam sudah tua," katanya.

Kepala Desa Sukaraja Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Hari mengatakan sebagian besar warganya perajin emping melinjo dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi petani dan masyarakat.

"Kami tahun ini memfokuskan pengembangan ekonomi masyarakat melalui usaha kerajinan emping melinjo untuk mendapat bantuan dana desa," katanya.

Ia menyatakan, pengusaha dari Jakarta rutin datang ke daerahnya untuk membeli emping dari warga dan mengekspornya, diantaranya ke India.


 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019