Sebanyak 108 orang ahli waris dari 117 jiwa korban bencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglan, Banten, mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial (Kemensos) masing-masing sebesar 15 juta.
Penyerahan tersebut secara simbolis oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, R Harry Hikmat dan Bupati Pandeglang Irna Narulita di Pandeglang, Kamis.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, R Harry Hikmat, menyatakan santunan ahli waris ini untuk meringankan ahli waris warga Pandeglang korban tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018.
"Musibah tidak ada yang tau kapan terjadi, apalagi wilayah selat sunda ini berada di-"ring of fire", namun pemerintah harus hadir bagi para korban bencana sepertihalnya Bupati Pandeglang yang terus dilokasi bencana untuk melakukan evakuasi," katanya.
Baca juga: Pemkab Pandeglang serahkan huntara dan sembako pada korban tsunami
Ia meminta, data para korban bencana itu harus valid, lantaran dikatakannya pernah terjadi di salah satu daerah mengaku menjadi korban bencana padahal tidak ada sodaranya menjadi korban."Itu pernah terjadi di daerah lain bukan di sini," ujarnya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, jika masyarakat Pandeglang yang meninggal dunia dampak terjadinya tsunami kurang lebih 150 orang dari total keseluruhan korban 378 jiwa.
"Saat ini yang akan menerima sebanyak 108 ahli waris untuk 117 korban jiwa. Jumlah yang sudah keluar untuk 122 korban jiwa, lima ahli waris lainnya sudah diberikan pada saat di Kecamatan Labuan, dan sisanya 28 korban jiwa sedang dalam proses pengajuan," ujarnya.
Bupati memberikan apresiasi terhadap Kemensos yang memberikan bantuan langsung kepada ahli waris masing-masing Rp15 juta, atau dengan jumlah total Rp1.755.000.000.
Terpisah, Kasiah warga Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, salah satu ahli waris dari korban jiwa mengungkapkan jika dirinya sangat bersedih telah kehilangan putranya saat terjadi tsunami selat sunda.
"Senang iya, sedih juga iya karena saya harus kehilangan seorang anak," ucap Kasiah sambil berlinang air mata.
Baca juga: Huntara bagi warga Sukaresmi terdampak tsunami di lahan reforma agraria
Baca juga: Korban tsunami Pandeglang dapat bantuan Rp242 juta dari Pemkot Medan
Baca juga: Pemprov Banten fasilitasi penempatan kerja 200 keluarga korban tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Penyerahan tersebut secara simbolis oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, R Harry Hikmat dan Bupati Pandeglang Irna Narulita di Pandeglang, Kamis.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, R Harry Hikmat, menyatakan santunan ahli waris ini untuk meringankan ahli waris warga Pandeglang korban tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018.
"Musibah tidak ada yang tau kapan terjadi, apalagi wilayah selat sunda ini berada di-"ring of fire", namun pemerintah harus hadir bagi para korban bencana sepertihalnya Bupati Pandeglang yang terus dilokasi bencana untuk melakukan evakuasi," katanya.
Baca juga: Pemkab Pandeglang serahkan huntara dan sembako pada korban tsunami
Ia meminta, data para korban bencana itu harus valid, lantaran dikatakannya pernah terjadi di salah satu daerah mengaku menjadi korban bencana padahal tidak ada sodaranya menjadi korban."Itu pernah terjadi di daerah lain bukan di sini," ujarnya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, jika masyarakat Pandeglang yang meninggal dunia dampak terjadinya tsunami kurang lebih 150 orang dari total keseluruhan korban 378 jiwa.
"Saat ini yang akan menerima sebanyak 108 ahli waris untuk 117 korban jiwa. Jumlah yang sudah keluar untuk 122 korban jiwa, lima ahli waris lainnya sudah diberikan pada saat di Kecamatan Labuan, dan sisanya 28 korban jiwa sedang dalam proses pengajuan," ujarnya.
Bupati memberikan apresiasi terhadap Kemensos yang memberikan bantuan langsung kepada ahli waris masing-masing Rp15 juta, atau dengan jumlah total Rp1.755.000.000.
Terpisah, Kasiah warga Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, salah satu ahli waris dari korban jiwa mengungkapkan jika dirinya sangat bersedih telah kehilangan putranya saat terjadi tsunami selat sunda.
"Senang iya, sedih juga iya karena saya harus kehilangan seorang anak," ucap Kasiah sambil berlinang air mata.
Baca juga: Huntara bagi warga Sukaresmi terdampak tsunami di lahan reforma agraria
Baca juga: Korban tsunami Pandeglang dapat bantuan Rp242 juta dari Pemkot Medan
Baca juga: Pemprov Banten fasilitasi penempatan kerja 200 keluarga korban tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019