Perusahaan pengembang properti, PT Pollux Properti Indonesia Tbk (kode emiten POLL) berhasil meraih kenaikan laba dua kali lipat dari Rp100 miliar tahun 2017 menjadi Rp229 miliar.

"Ke depan kami optimistis akan mengulang sukses serupa mengingat penyelenggaraan Pemilu berlangsung aman dan sukes sehingga memberikan kepastian bisnis," kata Dr. Nico Po, CEO PT Pollux Properti Indonesia Tbk di Jakarta, Jumat.

Keberhasilan meningkatkan pendapatan sampai 110 persen dari Rp441 miliar menjadi Rp928 miliar pada periode yang sama menjadi penyumbang kenaikan laba dua kali lipat, jelas Nico.

Pendapatan tersebut dikontribusi dari penjualan apartemen sebesar Rp594 miliar dan penjualan perkantoran sebesar Rp332 miliar. 

Sedangkan, total asset yang dimiliki perseroan adalah sebesar Rp4,9 triliun, meningkat 48% dibanding tahun 2017 sebesar Rp3,3 triliun," ujar Dr. Nico Po.

Untuk tahun 2019, Perseroan mematok target marketing sales sebesar Rp1,98 triliun atau kenaikan hingga dua kali lipat dibanding tahun 2018. 

Pendapatan tersebut berasal dari pengakuan pendapatan lanjutan atas booking sales yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2018 antara lain dari proyek Meisterstadt sebesar Rp801,8 miliar, Chadstone sebesar Rp511,3 miliar, Amarsvati sebesar Rp94,6 miliar, World Capital Tower sebesar Rp60,3 miliar, dan Gangnam District sebesar Rp48,1 miliar. 

Sedangkan pendapatan atas penjualan baru yang terjadi pada tahun 2019 terutama berasal dari booking sales proyek Chadstone sebesar Rp176,7 miliar, World Capital Tower sebesar Rp133,2 miliar, Meisterstadt sebesar Rp85,1 miliar, Amarsvati sebesar Rp47,7 miliar dan Gangnam District sebesar Rp18,3 miliar.

Nico  mengaku tidak mudah untuk bisa merebut pasar kalau tidak dibarengi dengan strategi marketing yang baik. Diantaranya dengan mengeluarkan produk yang berbeda dengan pesaing dan lebih berupaya untuk menciptakan produk properti yang berkualitas dan memberikan nilai tambah, namun masih dengan harga yang  terjangkau.

“Di tahun 2019, kami masih memfokuskan pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan, melakukan persiapan untuk proyek dalam portofolio dan melihat potensi proyek baru untuk pengembangan usaha,” ujarnya. 

Dirinya juga menuturkan, hampir seluruh proyek Pollux Properti Indonesia saat ini mengusung konsep mega superblok yang merangkum berbagai sub sektor properti seperti residensial, perkantoran, pusat perbelanjaan hingga rumah sakit.

Kemudian untuk mengerek pendapatan berulang atau recurring income diharapkan dapat disumbang dari beberapa proyek diantaranya dua proyek mal di Cikarang dan Batam tahun ini.

 "Kami ingin kontribusi dari recurring income bisa tumbuh dan berada di kisaran 20%-30%. Sementara, untuk jangka panjang, Perseroan menargetkan porsi recurring income hingga bisa mencapai 50%, ujar Nico.

Perseroan sendiri saat ini memiliki cadangan lahan premium di beberapa lokasi seperti di CBD Jakarta dengan luas 1,3 hektar dan beberapa lokasi di Jawa Barat seluas 66,1 hektar," jelasnya.

Kinerja anak usaha

Sedangkan kinerja anak usaha  PT Pollux Investasi International Tbk. (POLI) sepanjang 2018, mencatatkan pendapatan sebesar Rp408,60 miliar, naik dari Rp367,46 miliar pada 2017. 

Kontributor terbesar untuk pendapatan POLI bersumber dari mal yang berlokasi di Semarang, dengan kontribusi sebesar Rp182,26 miliar, naik dari Rp166,30 miliar pada 2017, dan diikuti hotel Rp135,05 miliar, tumbuh dari Rp 121,71 miliar pada 2017, pengembangan Rp84,67 miliar, naik dari Rp 75,52 miliar, serta administrator yang berkontribusi Rp6,61 miliar atau naik dari Rp3,92 miliar. 

Adapun, laba tahun ini tercatat Rp72,23 miliar, tumbuh 10,67% dari Rp 65,62 miliar.


 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019