Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian,  Kamis, melepas ekspor sejumlah komiditi pertanian ke berbagai negara tujuan dengan nilai Rp4,9 miliar.

Pelepasan yang dilakukan di Badan Karantina Pertanian Kelas II Cilegon itu,  yakni  ekspor itu diproduksi oleh PT. Pundi Uniwood Industry, yakni kayu lapis sebanyak 2 kontainer atau sekitar 110,8764 M3  dengan nilai Rp652.234.400 dengan negara atujuan Amerika Serikat.

Kemudian PT. Gumindo Perkasa Industri,  mengekspor rumput laut sebanyak 1 kontainer, dengan jumlah 18 ton dengan nilai Rp458.640.000, negara tujuan China.

 Selanjutnya,  PT. Tereos FKS Indonesia mengekspor corn starch (tepung jagung) sebanyak 15 kontainer, atau  277,5 ton dengn nilai Rp.1.443.650.737 ke negara Philipina,  10 kontainer atau  165 ton senilai Rp891.311.355 ke Korea Selatan.
 
Ekspor tepung gandum dilakukan dilakukan PT. Bungasari Flour Mills sebanyak  2 kontainer atau 48 ton dengan nilai Rp346.632.000 ke Negara Philipina. PT. Cerestar Flour Mills mengekspor tepung gandum sebanyak 7 kontainer atau 168,1 ton dengan nilai Rp964.792.400  tujuan Papua New Guinea dan tepung terigu, 1 kontainer atau 23,8 ton dengan nilai Rp137.194.200 ke  Samoa.

Baca juga: Waspadai peredaran daging celeng, Kementan gelar operasi di Pelabuhan Merak

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil menyatakan, trend kebutuhan dunia terhadap produk ekspor Indonesia semakin meningkat, salah satunya adalah produk ekspor asal Provinsi Banten diantaranya kayu lapis, rumput laut, corn germ, tepung jagung dan tepung gandum semakin digemari oleh beberapa negara China, India, Amerika Serikat, dan Philipina.

"Komoditas tersebut adalah komoditas wajib periksa karantina, sehingga harus dipastikan keamanannya oleh petugas karantina agar terjamin melalui penerbitan Phytosanitary Certificate (PC)," katanya.

Menurut dia, Badan Karantina Pertanian (Barantan) merupakan pembuka akses ekspor melalui protokol karantina pertanian dan penjaminan kesehatan/bebas organisme pengganggu tumbuhan karantina dengan penerbitan Phytosanitary Certificate (Sertifikat kesehatan komoditas ekspor). 

"Kita menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200 persen. Untuk mencapai target diperlukan berbagai upaya kolaboratif pemerintah dengan pemerintah daerah, kelompok tani serta pelaku usaha agar kualitas dan produksi dapat ditingkatkan," katanya.

Ia juga menyatakan,  kayu lapis asal Provinsi Banten sudah diminati oleh beberapa negara dan kedepannya agar lebih banyak lagi volume yang diekspor serta jumlah negara tujuan ekspor diperluas, khususnya pasar di ASEAN dan Asia yang masih sangat terbuka dan prospektif.

 Rumput laut asal Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, Provinsi Banten adalah komoditas yang pertama kali diekspor melalui BKP Kelas II Cilegon, sedangkan corn germ, tepung jagung, tepung gandum  bahan bakunya masih berasal dari luar negeri, dan industrinya ada di Cilegon.  

Dia mengharapkan, ke depan Industri tersebut dapat memacu pemerintah daerah dan petani lokal untuk bisa menjadi pemasok utama bahan baku industri.

Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho saat pelepasan ekspor menyatakan pihaknya berkoitmen  memastikan ketentuan "Sanitary and Phytosanitary Measures (SPM)" dalam hal eksportasi kayu lapis, rumput laut, corn germ, tepung jagung dan tepung gandum dipenuhi, sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan.

"Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin diekspor.  Pelayanan kami 24 jam setiap hari dengan jadwal piket petugas yang memadai, " katanya.

Guna mendorong peningkatan pemasaran ekspor komoditas andalan di Banten, Karantina Pertanian Cilegon menyediakan Klinik Ekspor 24 jam guna memberikan informasi dan pendampingan, akselerasi ekspor komoditas pertanian dan komoditas industri asal Banten.

Baca juga: Karantina Cilegon Kembali Potong Bersyarat Dua Ekor Sapi Positif Brucellosis

 

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019