Provinsi Banten mengalami inflasi 0,46 persen pada April 2019 dibandingkan Maret yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang meningkat dari 143,81 menjadi 144,48.

Penyebab inflasi adalah kenaikan harga komoditas bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, cabai merah, dan angkutan udara, kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Banten Bambang Widjonarko SP. M.M di Serang, Senin.

Ia menjelaskan bahwa dari 415 jenis barang dan jasa yang disurvei di Kota Serang, Tangerang, dan Cilegon baik secara
mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui sebanyak 237 komoditas mengalami perubahan harga, dengan rincian 170 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya komoditas mengalami penurunan harga.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi selama April 2019 antara lain bawang merah, bawang putih, buncis, tomat buah, jagung manis, emping mentah dan kembung. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah telpon seluler, cabe rawit, vcd/dvd player, kamera, kelapa, teri dan wortel.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,02 persen, kelompok kesehatan 0,01 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen, sedangkan kelompok sandang serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing memberikan andil kurang dari 0,01 persen.

Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 101 komoditas diantaranya mengalami perubahan harga. Kenaikan harga terjadi pada 67 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi cukup besar antara lain bawang merah 0,18 persen, bawang putih 0,10 persen, telur ayam ras 0,04 persen, cabe merah 0,03 persen, ikan kembung/gembung dan melon masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: beras -0,04 persen, daging ayam ras -0,02 persen, kelapa dan cumi-cumi masing-masing -0,01 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah minuman
kesegaran sebesar 0,01 persen, makanan ringan/snack, minuman ringan, wafer dan gula pasir masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah air kemasan sebesar -0,01 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang inflasi adalah sprey, bahan bakar rumah tangga dan kompor masing-masing sebesar 0,01 persen, serta cat tembok, kipas angin, sabun ditergen bubuk, kontrak rumah masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sementara komoditas tarip listrik memberikan andil deflasi sebesar -0,01 persen, besi beton, keramik, batu bata, pembasmi batu spray memberikan andil deflasi kurang dari 0,01 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah kemeja panjang katun, pembalut wanita, celana dalam pria dan sandal kulit dengan andil masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya emas perhiasan, dan bahan celana sersin.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 23 komoditas diantaranya mengalami perubahan harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah obat dengan resep, bedak, jamu, obat gosok, deodorant dan hand body lotion dengan andil inflasi kurang dari 0,01 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi, shampo, dan parfum.

Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga adalah sepatu olahraga pria,
playstation, pakaian olahraga pria, pensil hitam dan buku tulis bergaris yang masing-masing memberikan andil inflasi kurang dari 0,01 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan andil deflasi yaitu vcd/dvd player, kamera, dan sepeda anak.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah angkutan udara sebesar 0,03 persen, angkutan antar kota 0,01 persen, bahan pelumas/oli, sepeda, dan accu masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah telepon seluler -0,01 persen. Sementara komoditas ban dalam motor, ban luar motor memberikan andil deflasi masing-masing kurang dari 0,01 persen.

Pada April 2019, dari 26 Kota IHK yang ada di Pulau Jawa semua kota mengalami inflasi. Tiga kota yang mengalami Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surakarta yaitu sebesar 0,68 persen disusul kemudian Kota Serang yaitu sebesar 0,66 persen dan Kota Bogor sebesar 0,50 persen.

Jika dibandingkan dengan 26 kota inflasi dipulau Jawa, inflasi Kota Serang di provinsi Banten berada pada peringkat ke-2. Sementara untuk Kota Tangerang berada pada peringkat ke-13 dan Kota Cilegon pada peringkat ke-16.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019