Ratusan kader GP Ansor dari berbagai pelosok Indonesia mengikuti seleksi program magang kerja ke Jepang yang digelar di salah satu gedung kampus STKIP Tulungagung, Jawa Timur, selama sepekan mulai Senin (30/4) hingga Sabtu (5/5).
"Peserta yang mendaftar ada 329. Namun kemarin yang hadir mengikuti seleksi tulis dan wawancara ada 285, dan lolos tes matematika sebanyak 212," kata ketua panitia seleksi program magang kerja ke Jepang dari GP Ansor Tulungagung, Anas Saikhu di Tulungagung, Kamis.
Program magang ke Jepang itu sendiri merupakan buah kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan Internasional Man Power Organization Japan (IM Japan).
Proses penjaringan dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya dengan menggandeng GP Ansor untuk menyerap tenaga kerja dari organisasi massa yang masih berafiliasi dengan ormas NU tersebut.
Atas dasar kerja sama dan mandat sebagai fasilitator itulah, Anas memastikan kader Ansor terpilih ikut program magang kerja ke Jepang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Namun khusus yang kami fasilitasi ini diperuntukkan untuk kader Ansor. Artinya, selain persyaratan umum seperti lulusan minimal SMA/SMK dan sederajat, usia antara 18-26 tahun, mereka yang ikut mendaftar program magang juga harus melampirkan bukti sebagai kader Ansor," katanya.
Kuota serapan kepesertaan program magang itu sendiri ditargetkan 1.000 orang calon tenaga kerja selama kurun 2019.
Namun dalam pelaksanaannya, Anas menyatakan tidak ada pembatasan spesifik mengingat jumlah pendaftar dan peserta yang lolos saat ini masih jauh dari kuota yang diharapkan.
"Dengan GP Ansor, pelaksanaan kerja sama program ini baru berjalan dua tahun sehingga serapan belum optimal. Jadi berapapun yang berhasil diserap dan lolos seleksi akan diberangkatkan untuk mengikuti program magang ke Jepang," ujarnya.
Di Jepang, para peserta diproyeksikan mengikuti program magang di berbagai perusahaan/industri yang ada di negara Sakura tersebut.
Mereka akan menjalani pelatihan kerja langsung dalam periode tertentu dan dinilai performanya.
Jika dinyatakan lulus dan memiliki etos kerja baik, kontrak kerja para peserta program magang bisa dipatenkan selama tiga tahun sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja, dan masih bisa diperpanjang selama dua tahun jika pihak perusahaan berkenan.
Selama ini, lanjut Anas, peserta magang asal Indonesia banyak diminati oleh perusahaan di Jepang. Mereka dikenal memiliki fisik yang tangguh untuk bekerja.
"Seleksi ini juga akan kami lakukan di beberapa daerah lain, rencana ada empat kali seleksi," katanya. Mereka diseleksi bertahap, mulai administrasi, tulis, fisik dan wawancara.
Dikonfirmasi terpisah, perwakilan dari IM Japan, Tamura menjelaskan program ini sudah berjalan selama hampir 25 tahun.
Kebutuhan pekerja di Jepang terus meningkat setiap tahunnya, sehingga mereka berusaha mencukupi dengan menggandeng beberapa negara.
"Mereka akan bekerja di beberapa sektor seperti industri dan bangunan," kata Tamura.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Peserta yang mendaftar ada 329. Namun kemarin yang hadir mengikuti seleksi tulis dan wawancara ada 285, dan lolos tes matematika sebanyak 212," kata ketua panitia seleksi program magang kerja ke Jepang dari GP Ansor Tulungagung, Anas Saikhu di Tulungagung, Kamis.
Program magang ke Jepang itu sendiri merupakan buah kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan Internasional Man Power Organization Japan (IM Japan).
Proses penjaringan dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya dengan menggandeng GP Ansor untuk menyerap tenaga kerja dari organisasi massa yang masih berafiliasi dengan ormas NU tersebut.
Atas dasar kerja sama dan mandat sebagai fasilitator itulah, Anas memastikan kader Ansor terpilih ikut program magang kerja ke Jepang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Namun khusus yang kami fasilitasi ini diperuntukkan untuk kader Ansor. Artinya, selain persyaratan umum seperti lulusan minimal SMA/SMK dan sederajat, usia antara 18-26 tahun, mereka yang ikut mendaftar program magang juga harus melampirkan bukti sebagai kader Ansor," katanya.
Kuota serapan kepesertaan program magang itu sendiri ditargetkan 1.000 orang calon tenaga kerja selama kurun 2019.
Namun dalam pelaksanaannya, Anas menyatakan tidak ada pembatasan spesifik mengingat jumlah pendaftar dan peserta yang lolos saat ini masih jauh dari kuota yang diharapkan.
"Dengan GP Ansor, pelaksanaan kerja sama program ini baru berjalan dua tahun sehingga serapan belum optimal. Jadi berapapun yang berhasil diserap dan lolos seleksi akan diberangkatkan untuk mengikuti program magang ke Jepang," ujarnya.
Di Jepang, para peserta diproyeksikan mengikuti program magang di berbagai perusahaan/industri yang ada di negara Sakura tersebut.
Mereka akan menjalani pelatihan kerja langsung dalam periode tertentu dan dinilai performanya.
Jika dinyatakan lulus dan memiliki etos kerja baik, kontrak kerja para peserta program magang bisa dipatenkan selama tiga tahun sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja, dan masih bisa diperpanjang selama dua tahun jika pihak perusahaan berkenan.
Selama ini, lanjut Anas, peserta magang asal Indonesia banyak diminati oleh perusahaan di Jepang. Mereka dikenal memiliki fisik yang tangguh untuk bekerja.
"Seleksi ini juga akan kami lakukan di beberapa daerah lain, rencana ada empat kali seleksi," katanya. Mereka diseleksi bertahap, mulai administrasi, tulis, fisik dan wawancara.
Dikonfirmasi terpisah, perwakilan dari IM Japan, Tamura menjelaskan program ini sudah berjalan selama hampir 25 tahun.
Kebutuhan pekerja di Jepang terus meningkat setiap tahunnya, sehingga mereka berusaha mencukupi dengan menggandeng beberapa negara.
"Mereka akan bekerja di beberapa sektor seperti industri dan bangunan," kata Tamura.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019