Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Sosial mengirimkan tim dari Dinas Sosial ke Provinsi Banten dalam upaya studi komparatif pola penyaluran program jaminan sosial di Provinsi Banten yakni program Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu).

Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahsanul Khalik di Serang, Selasa, mengatakan program bantuan sosial Jamsosratu milik Pemprov Banten telah menjadi pembicaraan alias trending topic di tingkat nasional dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu membuat pihaknya tertarik untuk mengadopsi program Jamsosratu dan akan  diterapkan di NTB kaitannya dengan upaya menekan angka kemiskinan yakni dengan meluncurkan program 'Sasambo Gemilang'.

 “Di Kami, angka kemiskinannya masih di atas rata-rata nasional yaitu masih sekitar 14,63 persen. Mudah-mudahan dengan kami mereplikasi Jamsosratu, itu bisa menurun, sebagaimana Banten sudah berhasil,” kata Khalik usai berkunjung ke kantor Dinas Sosial Provinsi Banten di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang.

Khalik mengungkapkan, pihaknya tertarik untuk mengadopsi program Jamsosratu karena program bantuan sosial tersebut telah terbukti berhasil dalam menurunkan angka kemiskinan di Banten. Selain itu, Khalik mengaku, bansos Jamsosratu dengan pola memberikan investasi sosial memang sejauh ini baru dilakukan oleh Pemprov Banten.

"Program bansos dengan pola investasi sosial seperti ini kan adanya hanya di tingkat Nasional, PKH (Program Keluarga Harapan). Daerah lain belum ada," kata dia.
 
Khalik mengatakan, pihaknya juga telah melakukan program bantuan sosial yang lazim dilakukan sejumlah daerah lain selama ini seperti pada sektor pemberdayaan dan perlindungan sosial yang berbasis personal. Dia mencontohkan, bansos di NTB misalnya diberikan kepada manula, dan penyandang cacat.

Namun demikian, kata dia, banos yang bersifat investasi sosial berbasis keluarga seperti Jamsosratu belum pernah dilakukan daerah manapun, kecuali Banten.

"Kami juga baru menyadari kalau investasi sosial berbasis pendekatan keluarga memang utama. Dengan Jamsosratu bansos dilakukan melalui pendekatan di dalam keluarga. Ada anak yang tidak sekolah, ada ibu yang hamil, ada ayah yang tidak bekerja, dengan bansos Jamsosratu kondisi-kondisi tersebut dapat tertangani," kata Khalik.

Secara terpisah, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy di  lokasi penyaluran program Jamsosratu tahap pertama tahun 2019 utuk keluarga penerima di Kota dan Kabupaten Serang, mengaku berterima kasih atas apresiasi yang diberikan Pemprov NTB dengan telah merencanakan untuk mengadopsi progra Jamsosratu tersebut untuk di laksanakan di NTB.

"Ya tentu saja kami berterima kasih, karena artinya kinerja kita telah diakui oleh pihak luar. Dan sebetulnya memang PKH pemerintah pusat itu juga Kemensos terinspirasioleh Jamsosratu,” katanya.   

Di tempat yang sama, Kepala Dinsos Banten Nurhana didampingi Kasi Jaminnan Sosial Keluarga (Jamsoskel) Dinsos Banten, Budi Darma mengaku sangat senang, program PKH Jamsosratu menjadi acuan provinsi lain, seperti NTB yang akan mengadopsi program jamsosratu dengan nama program 'Sasambo Gemilang'.

"Program bansos (Jamsosratu) terbukti berperan dalam mengurangi kemiskinan. Secara nasional ini sudah diakui dari penghargaan dari Kemensos dan Bapak Presiden yang diterima Pemprov Banten melalui program Jamsosratu," kata Nurhana.

Ia mengatakan, Pemprov Banten kembali mengalokasikan anggaran untuk bantuan sosial Jamsosratu atau Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu pada APBD tahun 2019. Tahun ini anggaran sebesar Rp56 miliar akan dibagikan kepada sebanyak 50 ribu keluarga miskin se-Banten ke dalam tiga tahap.

Dibanding 2018, tahun ini terdapat kenaikan keluarga miskin penerima sebanyak  20 ribu keluarga miskin. Demikian juga nilai bantuan yang diterima, juga mengalami kenaikan sebesar Rp50 ribu, kalau tahun lalu Rp1,65 juta, tahun ini menjadi Rp.1,7 juta.

Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Jamsosratu diklaim telah berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di Banten dari sebelumnya 9,22 persen pada tahun 2003 menjadi hanya tinggal 5,24 persen pada tahun 2018. 

 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019