Petani di Kabupaten Lebak terutama di Kecamatan CIbadak dan Kalanganyar, mulai memasok timun suri hasil panennya  untuk memenuhi permintaan pedagang pengecer karena permintaan konsumen yang meningkat.

"Semua hasil panen timun suri seluas dua petak ditampung pedagang pengecer," kata Eeng (45) seorang petani Desa Aweh Kecamatan Kalangantar, Kabupaten Lebak, Jumat.

Panenan timun suri itu merupakan hasil dari penanaman pada Februari 2019 dan mulai panen pada April dan akan berlanjut hingga Mei mendatang. Namun, kebanyakan hasil panen itu ditampung pedagang pengecer dan harganya bervariasi mulai Rp7.000 sampai Rp10.000 per buah.

Selama ini, panen ketimun suri di wilayahnya menghasilkan cukup lumayan karena tidak terserang hama maupun penyakit tanaman. Di samping itu juga cuaca sangat mendukung untuk pertanian ketimun suri karena curah hujan cenderung meningkat. Apalagi, menanam timun suri itu di lahan darat. "Kami setiap tahun menanam timun suri untuk memenuhi prrmintaan masyarakat selama bulan suci Ramadhan," katanya.

Ia mengatakan panen timun suri seluas dua petak itu dipastikan menghasilkan pendapatan sekitar Rp20 juta dan biaya produksi Rp4 juta. Ia juga membudidayakan tanaman jagung menggunakan pupuk organik dari kotoran ternak kerbau.

Eeng juga mengatakan benih timun suri yang ditanam merupakan hasil pengembangaan sendiri, sehingga tidak begitu besar mengeluarkan biaya produksi. Kelebihan timun suri yang ditanamnya, selain rasanya beraroma, rasanya pulen juga buahnya besar. "Kami mengembangkan tanaman timun suri menggunakan pupuk 100 persen organik itu," katanya.

Nanil (50) seorang petani warga Desa Malabar Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan budi daya tanaman timun suri untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Keuntungan pengembangan tanaman buah khas bulan Ramadhan itu mencapai Rp50 juta per hektare. Apalagi, saat ini harga ketimun suri relatif baik dibandingkan tahun lalu. "Kami panen timur suri ini belum semua dipanen dan dipastikan awal Ramadhan," katanya.

Menurut dia, panen timun suri tahun 2019 ini relatif bagus karena didukung curah hujan tinggi. Mereka sudah terbiasa jika menjelang Ramadhan menanam ketimun suri. Petani mengembangkan pertanian timun suri di lahan darat karena tidak memerlukan pasokan air. "Kami yakin petani beruntung jika panen ketimun suri bulan suci Ramadhan sebab permintaan pasar cenderung meningkat," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan saat ini di beberapa kecamatan mulai panen timun suri karena mereka kebanyakan  melakukan penanaman pada Januari-Februari 2019. Sebab, tanaman timun suri akan memasuki panen setelah 110 hari ditanam. "Saya kira petani sangat terbantui daril produksi timun suri ini," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019