Serang, (Antaranews Banten) - Tiongkok merupakan negara pemasok impor Banten pada Desember 2018 yang mencapai nilai 119,45 juta dolar AS, disusul Thailand 75,20 juta dolar AS dan Arab Saudi sebesar 58,25 juta dolar AS.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Bambang Widjonarko di Serang, Jumat (22/2), mengatakan sebagian besar impor dari Tiongkok tersebut merupakan bahan baku/penolong dan barang modal. Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 161,81 juta.

Impor nonmigas dari dua belas negara asal barang pada Desember 2018 turun 5,06 persen atau sebesar 32,15 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya, nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami penurunan 84,71 juta dolar AS atau 44,47 persen. 

Lima dari dua belas negara pemasok utama mengalami penurunan impor nonmigas pada Desember 2018. Sebaliknya, pada tujuh negara yang lainnya terjadi peningkatan nilai impor.

Penurunan nilai impor tertinggi dan terendah terjadi pada Australia dan Rusia dengan penurunan masing-masing sebesar 60,37 juta dolar AS dan 23,38 juta dolar AS. Sementara itu, peningkatan nilai impor nonmigas tertinggi terjadi pada Tiongkok sebesar 56,17 juta dolar AS dan terendah pada Thailand yakni 3,95 juta dolar AS.

Nilai impor nonmigas bulan Desember 2018 untuk dua belas negara asal barang impor tercatat 603,54 juta dolar AS, dengan peran impor kumulatif Desember 2018 mencapai 80,44 persen. 

Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Thailand yaitu 13,28 persen, diikuti oleh Singapura yang memberikan andil 12,42 persen. Kecuali Ukraina dan Pakistan, sepuluh negara pemasok barang impor utama pada Desember 2018 merupakan pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. 

Enam negara tersebut di antaranya yaitu tiga negara dari ASEAN ditambah dengan Australia, India, dan Rusia merupakan
negara-negara yang selalu masuk dalam dua belas pemasok barang impor utama setidaknya dalam tujuh bulan terakhir dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 45 persen.

Widjonarko juga menyebutkan bahwa golongan barang bahan kimia organik masih mendominasi impor Banten pada Desember 2018 yang mencapi nilai 189,89 juta dolar AS, dibandingkan golongan barang lainnya. 

Impor golongan barang lainnya yang nilainya cukup besar adalah besi dan baja sebesar 111,02 juta dolar AS dan  gandum-ganduman dengan nilai 77,75 juta juta dolar AS.

Widjonarko menjelaskan besarnya impor bahan kimia organik erat kaitannya dengan "menjamurnya" industri kimia di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, sementara persediaan bahan kimia organik dalam negeri sangat sedikit sehingga butuh impor. ***1***
 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019