Tangerang (AntaraNews Banten) - Mayoritas penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang adalah kaum homoseksual yang selalu berganti pasangan sesama jenis dan memiliki komunitas tersendiri.
"Usianya rata-rata 17 tahun hingga 20 tahun adalah pelajar dan mahasiswa," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Dwi Yanto di Tangerang, Sabtu.
Dwi mengatakan mereka memiliki komunitas yang disebut lelaki sek lelaki (LSL) berdasarkan data sebanyak 220 orang.
Sedangkan Dinkes setempat telah melakukan verifikasi data sebanyak 464 orang penderita HIV/AIDS tersebar pada 15 kecamatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengatakan penderita terbanyak berada di kawasan pesisir seperti di Kecamatan Kosambi, Teluknaga, Sukadiri, Pasar Kemis dan Mauk.
Setiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS terus bertambah tahun 2016 sebanyak 390 orang dan tahun 2017 yakni 434 orang.
Penyebab utama penderita terkena HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual yang sering berganti pasangan tanpa mengunakan alat pengaman.
Bahkan ada juga yang terkena melalui jarum suntik dipakai secara beramai-ramai dan dianggap tidak steril.
Penyalahgunaan obat terlarang melalui jarum suntik juga dapat sebagai faktor penyebab sesorang tertular penyakit.
Namun penderita HIV/AIDS tidak hanya PSK tetapi juga ada pekerja pabrik, ibu rumah tangga, anak-anak serta nelayan.
Dwi menambahkan untuk mencegah HIV/AIDS mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permekes) No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Langkah pencegahan diantaranya memberikan pengetahuan mengenai HIV/AIDS termasuk kepada warga binaan, pelajar dan waria.
Sebelumnya, upaya pencegahan berkoordinasi dengan relawan peduli HIV/AIDS yang setiap saat memantau kegiatan mereka termasuk di luar ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Usianya rata-rata 17 tahun hingga 20 tahun adalah pelajar dan mahasiswa," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Dwi Yanto di Tangerang, Sabtu.
Dwi mengatakan mereka memiliki komunitas yang disebut lelaki sek lelaki (LSL) berdasarkan data sebanyak 220 orang.
Sedangkan Dinkes setempat telah melakukan verifikasi data sebanyak 464 orang penderita HIV/AIDS tersebar pada 15 kecamatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengatakan penderita terbanyak berada di kawasan pesisir seperti di Kecamatan Kosambi, Teluknaga, Sukadiri, Pasar Kemis dan Mauk.
Setiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS terus bertambah tahun 2016 sebanyak 390 orang dan tahun 2017 yakni 434 orang.
Penyebab utama penderita terkena HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual yang sering berganti pasangan tanpa mengunakan alat pengaman.
Bahkan ada juga yang terkena melalui jarum suntik dipakai secara beramai-ramai dan dianggap tidak steril.
Penyalahgunaan obat terlarang melalui jarum suntik juga dapat sebagai faktor penyebab sesorang tertular penyakit.
Namun penderita HIV/AIDS tidak hanya PSK tetapi juga ada pekerja pabrik, ibu rumah tangga, anak-anak serta nelayan.
Dwi menambahkan untuk mencegah HIV/AIDS mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permekes) No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Langkah pencegahan diantaranya memberikan pengetahuan mengenai HIV/AIDS termasuk kepada warga binaan, pelajar dan waria.
Sebelumnya, upaya pencegahan berkoordinasi dengan relawan peduli HIV/AIDS yang setiap saat memantau kegiatan mereka termasuk di luar ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019