Serang (Antaranews Banten) - Seluas 385,75 hektare tanaman padi atau sawah di tiga kabupaten di Provinsi Banten puso atau gagal panen akibat terendam banjir.
   
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Rabu mengatakan, data terakhir yang dihimpun Dinas Pertanian Provinsi Banten hingga 1 Januari 2019 seluas 3184,5 hektare sawah di tiga kabupaten yakni Kabupaten Pandegang, Lebak dan Kabupaten Serang terendam banjir. Dari jumlah tersebut 385,75 gagal pane atau puso.
   
"Paling banyak di Kabupaen Pandeglang ada di 10 kecamatan. Jumlah yang terkena banjir di pandeglang 2.107 hektar, seluas 231,25 hektare yang puso," kata Agus.
   
Ia mengatakan, tanaman padi yang terkena banjir di kabupaten Pandeglang tersebut yakni di Kecamatan Pagelaran 450 hektare (Ha), Panimbang 189 hektare, Sobang 214 hektare, Patia 425 hektare, cisata 225 Ha, Sukaresmi 258 Ha, Labuan 40 Ha, Cikedal 196 Ha, Saketi 100 Ha dan di Kecamatan Sumur 10 Hektare.
   
"Upaya pemerintah akan memberikan bantuan benih. Kami masih melakukan pendataan yang masuk peserta Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP)," kata Agus.
   
Menurut Agus, dari jumlah 2107 Ha yang terkena di Pandeglang tersebut 1875,75 hektare sudah surut, namun 231,25 hektare yang berpotensi gagal panen aatau puso. Adapun usia tanaman padi yang terkenda banjir tersebut 5 sampai 65 hari.
   
Sementara di Kabupaten Lebak terdapat 139 hektare yang terkena banjir tersebar di lima kecamatan dan hanya sekitar 2 hektar yang puso, karena seluas 137 hektar tanaman yang terkena banjir tersebut sudah kembali surut.
   
Kemudian di Kabupaten Serang ada 938,5 hektare yang terkena banjir tersebar di 11 kecamatan, seluas 385,75 hektar diantaranya puso dan 786 hektare sawah terendam tersebut sudah kembali surut.
   
"Ada juga persemaian padi seluas 96 ribu meter persegi yang terkena banjir. Seluas 49,5 ribu diantaranya puso dan 46,500 surut dengan usia taman satu hari sampai 33 hari," kata Agus M Tauchid.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019