Jakarta (Antaranews Banten) - Ajaib menghadirkan aplikasi yang memungkinkan orang berinvestasi dengan percaya diri melalui portofolio yang terdiversifikasi, tujuannya  membuka kesempatan seluas-luas bagi masyarakat  untuk berinvestasi.

CEO dan co-founder Ajaib, Anderson Sumarli di Jakarta, Selasa, mengatakan, investasi merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. Semakin tinggi tingkat investasi, maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya. 

"Namun saat ini hanya 0,4 persen orang Indonesia yang sudah berinvestasi. Itu berarti, hanya sekitar 1 juta dari 260 juta penduduk," kata mantan konsultan McKinsey terebut.

Menurut dia, angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga  seperti Thailand, yang berada pada persentase sebasar 6 persen, India 7 persen, dan China 9 persen.
 
Hal ini terjadi karena masih banyak hambatan untuk melakukan investasi, sarana mencari informasi, dan minimnya solusi tentang kemudahan investasi untuk melayani populasi kelas menengah, jelas dia.
 
Di sisi lain, solusi dan informasi tentang investasi yang mudah diakses membutuhkan waktu dan upaya untuk mempelajari dan memahaminya. Bagi generasi milenial dan menengah, mereka tidak memiliki waktu untuk secara aktif mengikuti pasar dan tidak memiliki gambaran kemana mereka harus meminta saran tentang investasi, ungkap Anderson.

Ajaib merupakan startup yang berbasis di Jakarta, dengan pendanaan 2,1 juta dolar AS dari Y Combinator, SoftBank Ventures dan mantan partner Sequoia.

"Saya adalah salah satu dari orang-orang yang ingin berinvestasi tetapi tidak memiliki waktu untuk mengikuti perubahan pasar. Hal ini dialami juga oleh teman-teman saya, sehingga Ajaib adalah solusi bagi kita semua," ujar dia.

Ajaib memberikan saran dan memungkinkan orang berinvestasi menggunakan aplikasi mobile dalam empat langkah mudah. Melputi  profil investor berdasarkan data algoritma dan saran para ahli,  portofolio pribadi berdasarkan profil pengguna, pembuatan akun hanya dalam waktu 1 menit tanpa dokumen fisik, serta  investasi dapat dipantau secara otomatis.

Anderson mengatakan, aplikasi ini menggabungkan teknologi dan keahlian manusia. Ajaib tidak mengenakan biaya atas servisnya, baik untuk pembuatan akun, pembelian, penjualan, maupun biaya switching. 

Ajaib juga telah memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bermitra dengan sejumlah bank serta fund managers berpengalaman dalam investasi, jelas dia.

Ajaib memiliki ambisi untuk mencakup pasar Asia Tenggara dengan mengincar 650 juta orang, di mana masih begitu banyak masyarakat yang kekurangan akses ke layanan konvensional.

Ajaib didirikan pada tahun 2018 dan telah mengumpulkan 2,1 juta dolar AS beberapa bulan lalu dalam bentuk pendanaan dari Y Combinator, SoftBank Ventures, mantan partner Sequoia (investor di WhatsApp), Alpha JWC dan Insignia Ventures. 

Baca juga: Nilai Investasi Tol Serang-Lebak Diprediksi Naik
 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019