Pandeglang (Antaranews Banten) - Bupati Pandglang Irna Narulita mengapresiasi BUMN membangun hunian sementara untuk warga korban tsunami yang rumahnya rusak berat akibat diterjang gelombang tsunami.
   
"Kami sangat terbantu adanya pembangunan hunian sementara itu," kata Irna di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat.
     
Pembangunan hunian sementara itu sangat tepat untuk membantu masyarakat pasca tsunami.
   
Saat ini, masyarakat korban tsunami masih banyak yang tinggal di pengungsian-pengungsian.
   
Sebab, mereka sudah tidak memiliki rumah akibat diterjang gelombang tsunami.
     
Apabila, mereka tinggal di pengungsian secara berkepanjngan tentu bisa menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi.
     
Karena itu, pihaknya mengapresiasi BUMN yang telah membangun hunian sementara di Kecamatan Sumur sebanyak 100 unit.
     
Pembangunan hunian sementara itu komitmen Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengunjungi pos pengungsian di Kecamatan Sumur yang kondisi hancur dan rusak parah.
     
"Kami berharap hunian sementara itu bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan Banten sebelum membangun rumah tetap," katanya menjelaskan.
     
Menurut dia, saat ini, jumlah rumah yang rusak berat hingga roboh di Kabupaten Pandeglang mencapai 475 unit dan kebanyakan masyarakat di sekitar pantai.
     
Dimana pantai pesisir Pandeglang masuk zona merah, sehingga perlu direlokasi agar terhindar dari ancaman bencana gempa dan tsunami.
     
Bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia juga 33.316 jiwa tinggal di pengungsian.
     
Namun, saat ini jumlah pengungsi berkurang hingga 17.200 jiwa dan kebanyakan tempat tinggal mereka mengalami rusak berat.
     
Pemerintah daerah berkomitmen akan merelokasi warga korban tsunami dengan membangunan rumah permanen.
     
"Kami  minta warga korban tsunami bersabar dan pemerintah akan bekerja keras untuk merelokasi mereka itu," ujarnya.
     
Nurhayati, warga Teluk Batako Labuan mengatakan dirinya merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi warga korban tsunami.
     
Saat ini,masyarakat masih bertahan ditempat pegungsian,  karena rumahnya sudah hilang diterjang tsunami.
     
"Kami bingung bersama puluhan kepala keluarga lainnya masih mengungsi di Kantor Kecamatan Labuan," ujarnya.
     
Ia berharap pembangunan rumah permanen bisa direalisasikan sehingga tidak berkepanjangan tinggal di pengungsian.
   
Selama ini, tinggal di pengungsian tidak nyaman juga mengganggu kesehatan.
     
"Kami dan anak terserang penyakit ISPA karena tidur berbarengan sehingga  rawan terhadap penularan virus," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019