Cilegon, (Antaranews Banten) - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, yang menyatakan erosi bawah laut yang diduga terjadi akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau dan fenomena alam bulan Purnama yang menyebabkan gelombang pasang yang menghantam kawasan wisata Pantai Anyer dan Carita di wilayah pesisir Banten, ternyata juga mempengaruhi kelancaran aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Merak Banten.

Bersamaan dengan terjadinya gelombang pasang yang menerjang kawasan wisata Banten bagian barat, pada Sabtu pukul 21.27 WIB,. Kapal-kapal yang akan sandar di Pelabuhan Merak juga sempat bertahan di tengah laut karena air di sekitar Pelabuhan Merak sempat surut, sehingga menyulitkan kapal yang akan melakukan aktivitas sandar.

Rini, salah seorang penumpang yang melakukan perjalanan dari Bakauheni Lampung, setibanya di Pelabuhan Merak mengaku kapal yang ditumpanginya terpaksa harus menunggu hingga tiga jam, karena air surut dan badai yang sempat menerjang wilayah perairan sekitar.

"Tadi sebenarnya kapal sampai jam 22.30 WIB, tapi karena tadi harus nunggu lama kapa baru bisa sandar sekitar pukul 00.30 WIB. Itu karena airnya surut dan anginnya kencang banget," katanya.
 
Hal itu juga dibenarkan humas ASDP Merak Fariz Rizki Roeswandi.  "Iya semalam cuaca buruk memang sempat membuat aktivitas kapal tersendat sehingga penumpang kendaraan terpaksa harus menunggu di dermaga. Tapi pelayanan masih tetap berjalan," katanya.

Sementara itu, petugas mobile raly Badan Meteorologi geofisika dan Klimatologi kelas I Serang, Mas Andriyanto yang ditemui di Pelabuhan Merak, sebelumnya mengaku bahwa peristiwa gelombang pasang yang melanda kawasan wisata Pantai anyer dan Carita bukan Tsunami, tetapi dampak daerah fenomena alam bulan Purnama.

"Dari pengamatan kami, berdekatan dengan waktu terjadinya gelombang pasang, itu tidak ada gempa tektonik, itu hanya gelombang pasang akibat fenomena alam bulan purnama, kemungkinan penyebabnya juga masih kami amati lebih lanjut," katanya.

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018