Tangerang (Antaranews Banten) - Pengamat perkotaan Nirwono Joga mendesak kepada pemerintah untuk memberikan dukungan bagi pengembang properti yang sudah menerapkan konsep ramah lingkungan dan pembangunan berkesinambungan untuk proyek yang dibangunnya.

"Dukungan tersebut bisa berupa insentif pajak, kemudahan perizinan, regulasi, dan lain sebagainya. Dengan demikian pengembang yang peduli terhadap lingkungan dalam membangun proyeknya akan semakin banyak," kata Nirwono Joga di Jakarta, Kamis.

Nirwono dalam sambutannya pada ajang Green Property Award yang diselenggarakan majalah dan portal Housing Estate menyebutkan konsep green property ini erat kaitannya dengan keterjangkauan harga sehingga banyak pengembang yang enggan menerapkan konsep ini secara penuh.

Nirwono berharap pengembang tetap bersemangat membangun properti berkonsep eco friendly sebagai sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan. 

"Saya ingatkan kalau properti yang dikembangkan dengan konsep green dalam jangka panjang jauh lebih menguntungkan bagi reputasi developer," katanya.

Dia menunjuk contoh kawasan Menteng (Jakarta Pusat) dan Kebayoran Baru (Jakarta Selatan) yang dikembangkan sebagai kota taman yang sekarang harga rumahnya tertinggi di Indonesia.

Salah satu kriteria green yang perlu dipikirkan mendalam oleh perusahaan developer untuk segera diterapkan di proyeknya, sendiri atau bersama-sama, adalah sistem pengelolaan sampah dan limbah. Supaya lebih mendapat dukungan dari pemerintah, developer bisa secara bersama melalui organisasi para pengusahanya seperti REI, APERSI, dan HIMPERA meminta dukungan dan insentif dari pemerintah untuk membangunnya. 

Sampai kini kecuali kawasan industri (KI), praktis belum ada perumahan yang secara serius dan konsisten mengadakan instalasi pengolahan sampah dan limbah sendiri di proyeknya. 

"Akibatnya sampah dan limbah terus mencemari lingkungan termasuk sungai dan laut baik di kota maupun desa," ujar dia.

Selain itu secara sadar semua developer juga diharapkan tidak lagi mengandalkan air tanah sebagai sumber air bersih penghuni proyek-proyek permukimannya, tapi mengandalkan jaringan air bersih dari perusahaan air minum. 

Didukung dengan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di setiap kawasan perumahan, suplai air bersih yang tidak mengandalkan air dari dalam tanah itu sangat menolong penyehatan lingkungan. 

Untuk itu penyediaan instalasi pengolahan sampah dan  limbah tadi menjadi kian penting. Limbah cair dan sampah yang tidak terkelola dengan baik di perkotaan, membuat sumber air yang menjadi bahan baku perusahaan air minum makin tercemar limbah dan sampah. 

Dampak lebih jauh upaya penyediaan air bersih dari air permukaan oleh perusahaan air minum di berbagai permukiman makin berat dan mahal biayanya.

Dalam penghargaan  kali ini HousingEstate hanya  memberikan penghargaan Green Property 2018 kepada 11 proyek.

Baca juga: Ketum REI Inginkan Relaksasi Kebijakan Perumahan
Baca juga: Lamudi gelar pameran properti di Alam Sutera

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018