Lebak (Antaranews Banten) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menertibkan penambang ilegal di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku karena meresahkan hingga menimbulkan konflik sehingga masyarakat setempat mengungsi ke tempat yang lebih aman.
     
"Hampir setiap hari di kawasan Gunung Botak terjadi konflik," kata Epot Labual, seoang peserta Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Kabupaten Lebak, Kamis. 
     
Saat ini, sebagian masyarakat Kabupaten Buru merasa ketakutan adanya penambang ilegal karena kerapkali menimbulkan konflik.
     
Bahkan, konflik juga menimbulkan korban jiwa hingga luka-luka hingga permukiman dibakar.
     
Mereka penambang ilegal itu datang dari Sabang sampai Merauke untuk mencari emas di kawasan Gunung Botak.
     
Kehadiran penambang ilegal yang jumlahnya ribuan, tentu menimbulkan kerusakan ekosistem dan habitat lingkungan alam.
     
"Kami sebagai mahasiswa berharap Presiden Jokowi selaku pimpinan negara bisa membantu melaksanakan penertiban penambang ilegal di kawasan Gunung Botak," katanya menegaskan.
     
Menurut dia, aktivitas penambangan emas di kawasan Gunung Botak sudah berlangsung lama dan sudah sekian kali terjadi konflik hingga masyarakat ketakutan.
     
Permintaan masyarakat agar kawasan Gunung Botak dikembalikan ke penambang rakyat, sehingga menyumbangkan kesejahteraan.
     
Sebab, kata dia, sebelumnya kawasan Gunung Botak dikelola oleh penambang rakyat.
     
"Kami berharap pertambangan kawasan Gunung Botak dikembalikan kepada penambang rakyat,karena memiliki tanggung jawab pelestarian lingkungan," ujarnya.
     
Ia juga meminta Kementerian Perguruan Tinggi (Kemendikti) agar Universitas Geraphulu dijadikan status menjadi Universitas Negeri.
     
Selama ini, mahasiswa sudah puluhan tahun memperjuangkan Univeristas Negeri, namun hingga kini belum direalisasikan.
     
"Kami merasa bangga jika Kabupaten Buru memiliki Univeritas Negeri sehingga akan banyak melahirkan sumber daya manusia (SDM)," katanya.***2***
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018