Serang, (Antaranews Banten) - Sebesar 35,58 persen impor nonmigas Provinsi Banten selama Januari - September 2018 didominasi golongan barang bahan kimia organik, disusul besi dan baja sebesar 13,72 persen, selebihnya golongan barang lainnya.

Tingginya permintaan impor terhadap bahan kimia organik sangat erat kaitannya dengan jumlah industri kimia di Banten yang selama ini sangat membutuhkan bahan baku tersebut, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Rabu (14/11).

Ia menyebutkan setiap bulannya selalu bahan kimia organik yang nilai impornya paling besar dibandingkan golongan barang lainnya, yang pada periode Januari-September 2018 mencapai total nilai 2.350,76 juta dolar AS, atau bertambah 34,91 juta dolar AS dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai nilai 1.974,04 juta dolar AS.

Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada September 2018 naik 0,59 persen atau sebesar 4,00 juta dolar AS, dari sebelumnya 679,78 juta dolar AS menjadi 683,78 juta dolar AS. 

Sedangkan pada golongan barang lainnya terjadi penurunan 22,43 persen atau sebesar 12,05 juta dolar AS. Nilai impor nonmigas terbesar September 2018 berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 301,85 juta dolar AS, disusul oleh besi dan baja serta gandum-ganduman dengan nilai impor masing-masing 81,50 juta dolar AS dan 73,23 juta dolar AS.

Lima dari sepuluh golongan barang nonmigas mengalami peningkatan nilai impor. Sebaliknya, pada lima golongan barang yang lain terjadi penurunan. Peningkatan nilai impor tertinggi terjadi pada gula dan kembang gula yang naik sebesar 37,19 juta dolar AS. Sebaliknya, peningkatan impor terendah terjadi pada golongan biji-bijian berminyak.

Sementara itu, penurunan nilai impor tertinggi dan terendah terjadi pada golongan barang bijih, kerak, dan abu logam  dan ampas/sisa industri makanan dengan nilai penurunan masing-masing sebesar 30,98 juta dolar AS dan 15,69 juta dolar AS.

Kecuali biji-bijian berminyak, jika disandingkan secara bersamaan, sembilan dari sepuluh golongan barang impor nonmigas pada September 2018 tersebut adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya. 

Tujuh dari sembilan golongan barang tadi, kecuali benda-benda dari besi dan baja dan mesin-mesin/pesawat mekanik
merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak awal 2018, dengan peran gabungan selama periode tersebut, selalu tidak pernah kurang dari 80 persen.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada September 2018 adalah Singapura dengan nilai impor sebesar 97,39 juta dolar AS, diikuti oleh Thailand dan India, masing-masing dengan impor sebesar 93,54 juta dan 62,89 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 247,20 juta dolar AS.

Sepuluh golongan barang impor Banten pada September 2018 adalah bahan kimia organik dengan nilai 301,85 juta dolar AS, besi dan baja (81,50 juta dolar AS), gandum-ganduman (73,23 juta dolar AS), gula dan kembang gula (66,73 juta dolar AS), ampas/sisa industri makanan (44,60 juta dolar AS), mesin-mesin/pesawat mekanik (40,61 juta dolar AS), bahan bakar mineral (36,46 juta dolar AS), biji-bijian berminyak (20 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (10,68 juta dolar AS), dan benda-benda dari besi dan baja sebilai 8,11 juta dolar AS.

12 negara asal barang adalah Singapura senilai 97,29 juta dolar AS, Thailand (93,54 juta dolar AS), Malaysia (50,78 juta dolar AS), India (62,89 juta dolar AS), Tiongkok (56,51 juta dolar AS), Jepang (45,24 juta dolar AS), Arab Saudi (42,44 juta dolar AS), Rusia (40,72 juta dolar AS), Amerika Serikat (39,83 juta dolar AS), Ukraina (37,35 juta dolar AS), Australia (35,09 juta dolar AS) dan Brazil senilai 34,86 juta dolar AS. ***3*** 
 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018