Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Provinsi Banten menyebutkan bahwa fogging (pengasapan) bukan untuk pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dan bukan solusi utama untuk menghilangkan bahaya penyakit tersebut.
"Fogging hanya membunuh nyamuk aedes aegypty dewasa dan tidak dapat membunuh nyamuk yang berbentuk jentik," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Serang Nurhayati di Serang, Selasa.
Menurutnya, fogging hanya boleh dilakukan satu kali dalam satu tahun. Karena, jika terlalu sering dapat menyebabkan efek samping pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Kalau terlalu sering fogging efek sampingnya bisa pada gangguan saluran pernapasan, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, dan gangguan pada ibu hamil jika menghirup gas tersebut secara berlebihan," katanya.
Baca juga: Musim hujan, kasus DBD di Kota Serang meningkat
Ia mengimbau kepada seluruh warga Kota Serang untuk melakukan pencegahan penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypty dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Salah satunya, dengan melakukan 3M, yakni menguras bak mandi, bak penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan mendaur ulang, memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Dia menyebutkan pada tahun 2023 terdapat 312 kasus DBD di Kota Serang. Sementara di tahun 2024, kasus DBD mengalami peningkatan drastis, karena terdapat 850 kasus dan 13 kasus diantaranya meninggal dunia.
Baca juga: Dinkes Serang antisipasi peningkatan sejumlah penyakit pada musim hujan
Sementara pada awal tahun 2025, di Kota Serang masih belum ditemukan adanya kasus DBD. "Kami mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan melakukan PSN. Karena, penanganan DBD ini perlu kolaborasi semua pihak, termasuk masyarakat sendiri," katanya.
Ia menyarankan agar masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas terlebih dahulu untuk deteksi dini menggunakan alat NS1.
"Alat NS1 sudah ada di seluruh puskesmas di Kota Serang. Alat tersebut berfungsi menegakkan diagnosis penyakit. Kalau langsung ke rumah sakit dikhawatirkan membludak,” katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang imbau masyarakat waspadai diare hingga DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025