Pemerintah Kabupaten (Pemkab? Lebak, Banten, mengoptimalkan penerapan rekayasa teknologi penyuntikan reproduksi inseminasi buatan (IB) guna meningkatkan reproduksi populasi ternak kerbau milik masyarakat di daerahnya.
"Kita hingga kini terus melakukan rekayasa pelayanan teknologi IB agar populasi produksi ternak kerbau terus bertambah dari keturunan anak," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lebak Irvan Pramerta di Lebak, Sabtu.
Pengoptimalan rekayasa teknologi reproduksi IB itu untuk mewujudkan program swasembada daging kerbau dan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
Saat ini, permintaan ternak di Kabupaten Lebak cukup tinggi, terutama untuk kebutuhan konsumsi Idul Fitri dan Idul Adha.
Karena itu, pemerintah daerah mendorong produksi populasi peternakan kerbau dapat meningkat, sehingga memenuhi permintaan pasar.
Baca juga: Pemkab Lebak minta warga kembangkan peternakan kerbau
Selama ini populasi peternakan kerbau di Kabupaten Lebak dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, karena berbagai faktor di antaranya pemotongan hewan, penjualan hingga kasus pencurian.
Untuk meningkatkan populasi peternakan kerbau tersebut maka dimaksimalkan pelayanan teknologi reproduksi IB dengan menerjunkan empat petugas ke sejumlah kecamatan.
Masyarakat yang memiliki peternakan kerbau jika mengalami birahi agar cepat bunting maka bisa dilakukan rekayasa teknologi reproduksi IB secara gratis.
"Kami siap melakukan rekayasa IB hingga ke lokasi ternak milik masyarakat agar berkembang biak dari keturunan anak," katanya.
Menurut dia, saat ini, data populasi ternak kerbau 2024 milik masyarakat sebanyak 12 ribu ekor dari sebelumnya 19 ribu ekor.
Sedangkan, populasi sapi 2.000 ekor dan kambing juga domba sebanyak 300 ribu ekor.
"Kami berharap dengan mengoptimalkan rekayasa IB itu, populasi ternak milik masyarakat meningkat," kata Irvan.
Baca juga: Pemkab Lebak genjot pengembangan bibit kerbau unggul
Ujang (55), seorang peternak warga Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, mengatakan dirinya sangat terbantu adanya pelayanan penyuntikan IB untuk meningkatkan populasi ternak kerbau.
Saat ini, dirinya setiap hari melepas kerbau di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Cisalak, karena persediaan pakan rerumputan hijau yang melimpah.
Kerbau bisa dijual antara tiga sampai empat tahun dengan harga pasaran berkisar Rp20 juta-Rp30 juta/ekor.
"Kami bisa menjual lima sampai delapan ekor dengan pendapatan Rp130 juta/tahun," kata Ujang yang mengaku memiliki 30 ekor kerbau.
Sementara itu, Samud (60) peternak warga Wanasalam, Kabupaten Lebak, mengaku bahwa dirinya memiliki sebanyak 250 ekor kerbau dan setiap hari dilepas di lahan perkebunan kelapa sawit.
Dari 25 ekor, bisa terjual sedikitnya 4 ekor dengan pendapatan mencapai Rp85 juta/tahun.
"Kami mengembangkan usaha ternak kerbau ini bisa menyejahterakan keluarga juga membangun rumah serta tiga anak semua kuliah dan ada yang menjadi guru," katanya.
Baca juga: Pemkab Lebak jamin sapi dan kerbau bebas penyakit kulit
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025