Lebak (Antaranews Banten) - Penggunaan dana desa yang digulirkan pemerintah untuk pembangunan infrastuktur di Kabupaten Lebak, Banten dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.
     
"Sebagian besar pertumbuhan ekonomi desa menggeliat, karena akses lalu lintas berjalan lancar setelah dibangun menggunakan dana desa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Lebak Rusito di Lebak, Senin.
     
Penggunaan dana desa yang diprioritaskan pembangunan infrastuktur  dapat mendorong  kemajuan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.
     
Saat ini, pelaku-pelaku usaha kecil di Lebak tumbuh dan berkembang.
     
Sebab, mereka memasarkan produk kerajinan maupun hasil pertanian dan perkebunan ke luar daerah begitu mudah.  Selain itu juga dapat menekan biaya transportasi.
     
"Kami yakin penggunaan dana desa sejak tiga tahun terakhir dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat," ujarnya.
     
Menurut dia, penggunaan dana desa (DD) dan dana alokasi desa (ADD) tahun 2018 naik hingga Rp406 miliar.
     
Penggunaan dana desa direalisasikan untuk pembangunan infrastuktur, diantaranya jalan desa, jalan lingkungan, jembatan, MCK, drainase dan penahan longsor.
     
Begitu juga digunakan untuk honorer tenaga aparatur pemerintahan desa dan honor guru PAUD.
     
Saat ini, ruas jalan desa di Kabupaten Lebak kondisinya  cukup baik dan bisa dilintasi roda empat.
     
Karena itu, kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan bisa dilakukan selama 24 jam.
     
"Kami berharap penggunaan dana desa dapat meningkatkan pendapatan ekonomi juga kesejahteraan masyarakat," katanya.
     
Kepala Desa Kadu Rahayu, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Asma Sutisna mengatakan selama ini, pembangunan infrastruktur di wilayahnya begitu pesat melalui anggaran dana desa. 
     
Manfaat dana desa juga membuka desa-desa terisolir, di antaranya Desa Kadurahayu. 
     
"Kami  mengapresiasi dana desa secara langsung mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.
     
Sementara itu, Camat Cibadak Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan penggunaan DD dan ADD di wilayahnya masuk kategori luar biasa karena membebaskan desa tertinggal juga kegiatan ekonomi masyarakat tumbuh dan mampu mengendalikan kemiskinan.
     
Pengalokasian DD, ADD dan dana bagi hasil (DBH) diwilayahnya di 15 menerima anggaran sekitar Rp16,368 miliar.
     
"Kami sangat membutuhkan dana desa karena jika mengandalkan dari pemerintah daerah relatif terbatas," katanya.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018