Lebak (Antaranews Banten) - Stok beras penggilingan di Kabupaten Lebak, Banten relatif stabil dan mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat di daerah itu.
     
"Kami menjamin persedian beras melimpah," kata Kepala Bidang Distribusi dan Pemanfaatan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Dani Hendarman, Minggu.
     
Pemerintah daerah menampung beras penggilingan dari 38 gabungan kelompok tani (Gapoktan).
     
Mereka para Gapoktan mendapat bantuan dari pemerintah berupa sarana produksi guna meningkatkan swasembada pangan.
     
Para Gapoktan wajib menyumbangkan produksi beras penggilingan kepada toko tani Indonesia (TTI) sebanyak 100 ton per gapoktan.
     
Penampungan beras TTI itu nantinya untuk memnuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Lebak.  
     
Selain itu memasok persediaan beras untuk masyarakat DKI Jakarta sebanyak 1.125 ton.
     
"Kami mengapresiasi stok beras penggilingan surplus dan mencukupi kebutuhan hingga tahun 2019," katanya menjelaskan.
     
Menurut dia, produksi beras di Kabupaten Lebak sepanjang tahun 2018 tidak mendatangkan beras impor.
     
Sebab, produksi beras penggilingan mencukupi sehingga bisa memenuhi permintaan pasar.
     
Saat ini, harga beras di pasaran tidak terjadi kenaikkan akibat persedian melimpah.
     
Karena itu, pihaknya bersama Gapoktan dan stakeholder terus menjalin kerja sama guna meningkatkan produksi beras.
     
"Kami yakin harga beras di pasaran dijamin stabil dan tidak terjadi kenaikkan," katanya menjelaskan.
     
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana mengatakan telah memasok beras sebanyak lima ton per bulan ke TTI sehingga dapat menggulirkan pertumbuhan ekonomi petani.
     
Produksi beras yang dipasok ke TTI itu nantinya untuk kebutuhan pangan daerah.
     
Kami sangat terbantu produksi beras ditampung TTI sehingga menumbuhkan ekonomi petani," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018