Lebak  (Antaranews Banten) - Humas Kementerian Agama Kabupaten Lebak Arjum Firdaus mengharapkan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh tanggal 22 Oktober bisa menjadikan acuan dalam peningkatan mutu pendidikan agama maupun keilmuan akademis di Indonesia.
     
"Peringatan HSN dapat menjadikan suatu pengingat akan pentingnya pendidikan pesantren di tanah air," kata Ajrum di Lebak, Senin.
     
Selama ini, pendidikan pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang di 350 desa tersebar di 28 kecamatan.
     
Kehadiran ponpes itu cukup membantu pemerintah untuk program mencerdaskan kehidupan bangsa.
     
Karena itu, kedepannya berharap materi pendidikan di ponpes bisa dijadikan landasan acuan untuk pendidikan umum.
     
Ia menambahkan tidak hanya sekedar belajar agama, tetapi dibarengi dengan keilmuan akademis.
     
Pendidikan agama itu sangat penting untuk mencetak santri atau siswa bisa menjadi orang yang berakhlak mulia di dunia maupun akhirat.
     
Ia pun sangat mendukung dengan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
     
"Kami berharap para pengurus di lingkungan pesantren juga bisa memperingati HSN menyelenggarakan lomba membaca Al-Quran, khutbah, dan ceramah, hingga mengundang penceramah nasional," katanya. 
     
Menurut dia, pihaknya menyambut positif Rancangan Undang-undng (RUU) Pesantren yang saat ini tengah dibahas di DPR.
     
RUU Pesantren itu tentu akan meningkatkan kesejahteraan bagi pengelola ponpes juga santri dan tenaga pengajar.
     
Peringatan HSN pun dapat mengingat tentang sejarah perjuangan para kiyai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
     
Sebagai peringatan HSN, para pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Lebak memakai pakaian ala santri seperti memakai sarung, baju koko, dan kopiah.
     
"Kami optimistis peringatan HSN itu dapat mmebangkitkan semangat berjuang untuk kemajuan bangsa melalui pendidikan itu," katanya.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018