Lebak (Antaranews Banten) - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak, Banten, tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya usaha sehingga menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
     
"Kita terus meningkatkan kualitas produk UMKM agar bisa berdaya saing pasar," kata  Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Siti Samsiah di Lebak, Kamis.
     
Peningkatan jumlah pelaku UMKM itu karena banyak klaster-klaster usaha masyarakat tumbuh dan berkembang.
     
Berdasarkan pendataan di lapangan diperkirakan hinga September 2018 terjadi peningkatan sekitar 20 persen dari tahun 2017 sebanyak 50.149 unit usaha.
     
Mereka pelaku UMKM itu bergerak pada bidang usaha industri rumahan (home industry), seperti kerajinan bambu, dompet,tas, kerajinan tangan, logam, batik Lebak, aneka jenis makanan olahan, hasil produksi pertanian, dan perkebunan, perikanan dan pertambangan.
     
Produk UMKM masyarakat Badui juga berkembang dengan memproduksi kain tenun, souvenir dan tas koja.
     
Bahkan, diantaranya produksi gula cetak,abon ikan dan gula semut menembus pasar Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.
     
Begitu pula produk emping,kopi,sale pisang dan abon ikan dipasok ke sejumlah daerah di Tanah Air.
     
Selama ini, pelaku UMKM dapat menumbuh ekonomi masyarakat pedesaan dan tidak berdampak adanya pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
     
"Kami mengapresiasi pelaku UMKM tumbuh dan berkembang," katanya menjelaskan.
     
Menurut Samsiah, perkembangan UMKM di Kabupaten Lebak tahun ke tahun meningkat karena kebijakan pemerintah daerah menggulirkan program Lebak Sejahtera.
     
Dimana kebijakan itu dapat mendorong perguliran ekonomi juga mampu mengendalikan urbanisasi ke luar daerah.
     
Selain itu juga dapat meminimalisasi kemiskinan dan pengangguran.
     
Pemerintah daerah memfokuskan pada pelaku UMKM itu dengan mengoptimalkan pembinaan, pelatihan dan magang ke luar daerah.
     
Disamping itu juga peningkatan kualitas, pemberian sertifikasi, promosi dan memfasilitasi pemasaran.
     
Saat ini, kata dia, produk UMKM sudah dipasarkan melalui Indomart dan Plaza Komoditas.
     
Begitu juga pelaku UMKM didorong pemasaran melalui media teknologi dengan menggunakan jaringan internet untuk memasarkan produk secara "online".
     
"Kami sangat berkomitmen untuk mendorong pelaku UMKM dijadikan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.
     
Wati (55) pelaku UMKM di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini merasa kewalahan melayani permintaan sale pisang untuk dipasok ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
     
Meningkatnya permintaan itu karena produksi sale pisang itu organik dan menyehatkan tanpa menggunakan bahan pengawet.
     
"Kami setiap pekan bisa melayani permintaan pasar lima ton dipasok ke luar daerah," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018