Dinas Kesehatan Provinsi Banten melakukan sejumlah langkah untuk mencegah upaya penyebaran penyakit Pneumonia pada 2024, salah satunya melalui mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menguatkan daya tahan tubuh.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti di Serang, Senin mengatakan, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yaitu infeksi akut yg menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung - alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Pneumonia merupakan penyakit ISPA, Pneumonia adalah inflamasi/peradangan yang terjadi pada parenkim paru khususnya pada alveoli yang disebabkan oleh mikroorganisme.
"Pneumonia merupakan sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah, secara spesifik mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah," kata Ati.
"Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas," kata Ati menambahkan.
Baca juga: Dinkes Banten ajak masyarakat hapus stigma dan diskriminasi kusta
Menurutnya, pneumonia dapat terjadi pada semua golongan usia. Sedangkan beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi terjangkit, yaitu Lansia (Usia > 65 tahun), Anak-anak usia < 5 tahun, Memiliki riwayat medis maupun komorbid tertentu (PPOK, Asthma, Diabetes, Penyakit Jantung, HIV, sedang menjalani kemoterapi) dan juga perokok.
Ati menyebutkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 15 persen kematian anak-anak usia balita di seluruh dunia terkait dengan pneumonia. Meskipun begitu, pneumonia bisa menimpa orang dewasa dengan dampak yang kurang lebih sama.
Adapun Situasi capaian program ISPA di Provinsi Banten Tahun 2024 (Periode Januari sampai Oktober) adalah sebagai berikut, persentase kasus pneumonia pada balita di Provinsi Banten ( 59,75%), pengobatan pneumonia sesuai standar di Provinsi Banten ( 96,95%).
Adapun cara mencegah Pneumonia dapat dilakukan dengan beberapa upaya yaitu menerapkan pola hidup sehat untuk menguatkan daya tahan tubuh, menjaga higienitas dengan rajin mencuci tangan, tidak merokok, dan mendapatkan vaksinasi.
Baca juga: Kemenkes bangun kolaborasi lintas sektor untuk eliminasi TBC
Pada anak-anak, pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, jauhkan anak dari penderita batuk, pemberian ASI eksklusif minimal pada 6 bulan pertama kehidupan, pemberian nutrisi yang adekuat.
"Lakukan Imunisasi Lengkap, Jauhkan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan lain yang mengganggu pernafasan. Jagalah kebersihan tubuh, makanan, dan lingkungan," kata Ati.
Kemudian upaya pencegahan yang dilakukan Dinkes Provinsi diantaranya Penemuan dan Pengobatan kasus ISPA/Pneumonia di Fasyankes dan masyarakat, Pengamatan kasus, Pemberdayaan masyarakat terkait penyakit ISPA, bagaimana masyarakat secara mandiri dapat mempunyai pola hidup bersih dan sehat, dapat menciptakan lingkungan yang sehat, mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit, dan segera mencari pengobatan ke Fasyankes terdekat apabila ada gejala ISPA.
"Pneumonia dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati. Bawa segera ke Puskesmas terdekat. Mencegah terjadinya Pneumonia lebih baik dari pada mengobati anak yang sakit Pneumonia," *Cegah ISPA karena setiap napas berharga* kata Ati menegaskan. (Adv)
Baca juga: Pemprov Banten ajak warga berpartisipasi kendalikan kasus TBC
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024