Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus membangun kolaborasi lintas sektor sebagai upaya mencapai target eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) hingga 2030.

Langkah kolaborasi antarsektor itu dilakukan Kemenkes bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui rangkaian Walk the Talk to End TB atau kampanye tuberkulosis (TBC) dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional di Scientia Square Park, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Minggu.

"Oleh karena itu, kita mengadakan kampanye melalui serangkaian kegiatan seperti olahraga, jalan sehat, zumba, dan lain sebagainya. Upaya yang dilakukan ini tidak hanya melulu mencegah TBC tetapi juga menjaga tubuh tetap sehat," kata Anggota Tim Kerja Tuberkulosis Kemenkes Sarah Nadhila di Tangerang, Minggu.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan TBC perlu dilakukan. Sebab, hal tersebut nantinya akan mendorong semua pihak baik organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat umum di tingkat keluarga dan individu dapat meningkatkan penemuan dan penanganan kasus tersebut.

"Artinya ini tidak hanya berjalan untuk mengeliminasi TBC, tetapi kita juga bisa menyuarakan dengan mengajak masyarakat umum dan beberapa pihak seperti kader, komunitas, dan juga swasta untuk mau menyampaikan informasi terkait TBC," katanya.

Baca juga: Pemprov Banten ajak warga berpartisipasi kendalikan kasus TBC

Ia mengatakan, dalam upaya mencapai target eliminasi TBC, pemerintah telah menjalankan beberapa program untuk meningkatkan penemuan kasus tuberkulosis (Temukan TBC Obati Sampai Sembuh atau TOSS TBC) dan mewujudkan keluarga sehat dengan terapi pencegahan TBC.

"Saat ini kita kolaborasi bersama Dinas Kesehatan Tangerang dan Banten sebagai upaya menekan angka kasus TBC," ujarnya.

Dalam hal ini, Sarah menyebutkan kasus TBC di Indonesia telah mencapai 1.090.000 kasus. Pada bulan November 2024 ini Kemenkes berhasil menemukan sekitar 730.000 kasus tuberkulosis.

Dengan demikian,, lanjutnya, pemerintah saat ini masih memiliki pekerjaan rumah untuk menemukan sekitar 300 kasus TBC tersebut.

"Kenapa kita harus cari, karena kita memiliki target untuk menemukan terlebih dahulu 300 kasus itu. Untuk apa? Untuk bisa dilanjutkan ke pengobatan sebagai upaya memutus rantai penularan," kata dia.

Baca juga: Eliminasi TBC, Dinkes Banten intensifkan skrining

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti menambahkan bahwa dalam penanganan kasus TBC perlu adanya partisipasi aktif masyarakat dalam mengendalikan kasus tuberkulosis (TBC) untuk mewujudkan daerah yang bebas dari penyakit tersebut pada 2030.

Salah satu upaya pemerintah yang terus dilakukan, yakni dengan memotivasi masyarakat menjalankan program pengendalian melalui kampanye tuberkulosis sejak awal 2024.

Selain itu, pihaknya juga terus terlibat untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan peran masyarakat dalam upaya penanggulangan TBC.

"Melalui rangkaian kegiatan ini diharapkan bisa memotivasi dan mengedukasi masyarakat Banten dan bisa melakukan pencegahan dini terhadap TBC," katanya.

Menurut dia, kolaborasi lintas sektor dan lintas program yang melibatkan organisasi profesi, lembaga swadaya, dan sebagainya harus dilakukan sebagai upaya meningkatkan penemuan dan penanganan kasus TBC.

"Peran Dinkes dalam hal ini tentunya melakukan promotif dan rehabilitasi. Untuk peran promotif kami mengajak seluruh tim percepatan penanggulangan TBC dari tingkat provinsi sampai di tingkat desa ikut mengedukasi melalui beberapa media, yang harapannya ketika kita bergerak bersama-sama secara berkelanjutan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat," ujar dia.

Baca juga: Tiga warga Badui Dalam meninggal akibat tuberkulosis

 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024