Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten mengupayakan intervensi spesifik pada remaja dan calon pengantin sebagai upaya dalam menekan kasus stunting.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Tangerang drg. Sari Nur Arofah di Tangerang Senin mengatakan kegiatan yang dilaksanakan di antaranya memberikan edukasi gizi seimbang, aktivitas fisik, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) dan skrining anemia bagi remaja putri.

Dinkes Kota Tangerang mencatat, hingga triwulan ketiga tahun 2024, sebanyak 98,9 persen remaja putri telah mengonsumsi TTD lengkap, 23.880 orang diperiksa Hb, sebanyak 4.621 orang mengalami anemia dan diberi tata laksana.

“Selain usia remaja yang kami fokuskan, calon pengantin pun kami lakukan pemeriksaan berupa skrining kesehatannya dan mendapatkan tata laksana segera bila mengalami masalah kesehatan,” kata dia dalam giat evaluasi dan pelaksanaan intervensi spesifik stunting di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

Baca juga: Pemkot Tangerang kembangkan kolaborasi penanganan kasus stunting

Dalam kegiatan itu, para peserta melakukan diskusi terkait evaluasi intervensi spesifik terkait stunting seperti upaya langsung yang berhubungan dengan perbaikan gizi, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, pengawasan gizi selama kehamilan melalui konsultasi medis dan USG, serta promosi pemberian ASI eksklusif.

Tak terkecuali, urusan setelah kelahiran anak-anak yang juga harus mendapat pemantauan pertumbuhan dan pemberian makanan tambahan dengan protein hewani, seperti telur dan susu, yang sering didanai dari Dana Desa.

“Selain mendapat pemaparan, peserta yang hadir diajak diskusi bersama mengenai kinerja yang telah mereka lakukan dalam menjalankan program penurunan angka stunting di Kota Tangerang,” ujarnya.

Sekretaris Dinkes Kota Tangerang dr. Sudarto Mangapul Maraangap Tua mengatakan sejauh ini dalam melakukan intervensi stunting, data hasil pengukuran seluruh balita dicatat dalam SIDATA yang dikembangkan oleh Diskominfo serta melibatkan peran berbagai pihak dalam melakukan surveilans gizi. Mulai dari kader, kelurahan, puskesmas dan Dinas Kesehatan.

“Data tersebut kemudian diunggah ke dalam sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada laman sigiziterpadu.kemkes.go.id. Pada Oktober 2024, prevalensi stunting berdasarkan e-PPGBM di Kota Tangerang menunjukkan angka sebesar 5,6 persen," katanya.

Baca juga: Angka stunting di Kabupaten Tangerang turun 6,9 persen

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024