Lebak (Antaranews Banten) - Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) wilayah Kabupaten Lebak Sargawi mengungkapkan pendapatan guru honorer pada jenjang SMA/SMK dan sederajat sudah cukup sejahtera.
"Sekarang, semua guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) sejahtera dibandingkan sebelumnya," kata Sargawi di Lebak, Minggu.
Pendapatan guru honorer saat ini di atas upah minimum kabupaten (UMK), bahkan menerima penghasilan antara Rp3,5 juta sampai Rp3,7 juta per bulan.
Padahal, pendapatan guru itu sebelumnya antara Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per bulan juga pencairannya terkadang terlambat hingga dua sampai tiga bulan.
Namun, saat ini penghasilan guru honor lebih sejahtera di atas UMK itu.
Peningkatan pendapatan guru honor akibat dampak penerapan sekolah gratis melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Pendidikan Gratis Pada SMA/SMK dan sederajat.
"Kita mengapresiasi Gubernur Wahidin Halim meningkatkan pendapatan guru honorer agar mereka hidup sejahtera," katanya menjelaskan.
Menurut Sargawi, kehadiran guru honor tentu sangat membantu pemerintah daerah untuk menutupi kekurangan tenaga pengajar.
Selama ini, kekurangan guru SMA/SMK dan sederajat di Kabupaten Lebak terpenuhi oleh guru honor.
Namun, pemerintah daerah juga perlu adanya pengangkatan guru berstatus PNS.
Saat ini, jumlah pendidikan di Lebak untuk SMA berstatus negeri tercatat 35 dan 18 swasta, sedangkan SMK 14 negeri serta 38 swasta.
"Kami yakin kesejahteraan guru terpenuhi maka akan berdampak terhadap kualitas pendidikan," katanya menjelaskan.
Kunaefi, seorang guru honorer di SMAN 1 Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa tenang dan lega setelah menerima penghasilan sebesar Rp3,6 juta per bulan.
Pendapatan sebesar itu tentu lebih sejahtera dibandingkan sebelumnya menerima honor dari sekolah Rp500 ribu per bulan.
"Kami mengajar sudah tujuh tahun ternyata pemerintah meperhatikan nasib guru honorer dengan upah cukup sejahtera," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Sekarang, semua guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) sejahtera dibandingkan sebelumnya," kata Sargawi di Lebak, Minggu.
Pendapatan guru honorer saat ini di atas upah minimum kabupaten (UMK), bahkan menerima penghasilan antara Rp3,5 juta sampai Rp3,7 juta per bulan.
Padahal, pendapatan guru itu sebelumnya antara Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per bulan juga pencairannya terkadang terlambat hingga dua sampai tiga bulan.
Namun, saat ini penghasilan guru honor lebih sejahtera di atas UMK itu.
Peningkatan pendapatan guru honor akibat dampak penerapan sekolah gratis melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Pendidikan Gratis Pada SMA/SMK dan sederajat.
"Kita mengapresiasi Gubernur Wahidin Halim meningkatkan pendapatan guru honorer agar mereka hidup sejahtera," katanya menjelaskan.
Menurut Sargawi, kehadiran guru honor tentu sangat membantu pemerintah daerah untuk menutupi kekurangan tenaga pengajar.
Selama ini, kekurangan guru SMA/SMK dan sederajat di Kabupaten Lebak terpenuhi oleh guru honor.
Namun, pemerintah daerah juga perlu adanya pengangkatan guru berstatus PNS.
Saat ini, jumlah pendidikan di Lebak untuk SMA berstatus negeri tercatat 35 dan 18 swasta, sedangkan SMK 14 negeri serta 38 swasta.
"Kami yakin kesejahteraan guru terpenuhi maka akan berdampak terhadap kualitas pendidikan," katanya menjelaskan.
Kunaefi, seorang guru honorer di SMAN 1 Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa tenang dan lega setelah menerima penghasilan sebesar Rp3,6 juta per bulan.
Pendapatan sebesar itu tentu lebih sejahtera dibandingkan sebelumnya menerima honor dari sekolah Rp500 ribu per bulan.
"Kami mengajar sudah tujuh tahun ternyata pemerintah meperhatikan nasib guru honorer dengan upah cukup sejahtera," katanya.
Editor : Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018