Lebak (Antaranews Banten) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengembangkan sektor pariwisata menjadi pioner atau penggerak ekonomi masyarakat sehingga dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
     
"Kita berkomitmen sejak awal sektor pariwisata menjadikan skala prioritas untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi di Lebak, Sabtu.
     
Pengembangan sektor pariwisata juga sejalan arahan Presiden Joko Widodo pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2018 yang dilaksanakan Bank Indonesia (BI) di Jakarta.
     
Dimana arahan Jokowi itu, diantaranya pemerintah daerah harus mampu memperkuat inflasi melalui percepatan pembangunan infrastuktur.
     
Apabila,pembangunan infrastruktur membaik tentu pasokan harga stabil sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
     
Karena itu, sektor pariwisata menjadikan kebjakan pemerintah daerah melalui Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA).
     
Selama ini, potensi pariwisata Kabupaten Lebak dinilai luar biasa di Provinsi Banten juga bisa mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
     
Potensi pariwisata itu antara lain destinasi wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya.
     
Destinasi obyek wisata alam dan budaya diantaranya Pantai Sawarna, budaya masyarakat Badui dan Kaolotan.
     
Begitu juga wisata buatan, seperti gedung Museum Multatuli atau yang terkenal novel Max Havelaar (1860) merupakan sejarah kelam yang dialami masyarakat Kabupaten Lebak pada zaman kolonial Belanda.
     
Dalam Max Havelaar itu Kresidenan Lebak dari Belanda bernama Eduard Douwes Dekker menentang tindakan pemerintah kolonial yang semena-semena melakukan perbuatan buruk terhadap orang-orang pribumi.
     
"Kami optimistis pengembangan pariwisata itu akan menggaet wisatawan mancanegara," katanya menjelaskan.
     
Untuk mendukung sektor pariwisata, kata dia, pemerintah daerah telah melaksanakan pembangunan infrastuktur jalan, jaringan penerangan listrik dan pasokan air bersih.
     
Selain itu juga pusat perbelanjaan dengan mendirikan plaza sehingga  menampung produk kerajinan masyarakat setempat.
     
Selama ini kunjungan wisata Pantai Sawarna dan masyarakat Badui dipadati wisatawan domestik jika liburan sekolah maupun liburan hari raya. 
     
Pengunjung datang dari wilayah Banten, DKI Jakarta, Sukabumi, Bogor dan Bandung.
     
Pantai Sawarna bisa dijadikan permainan selancar karena gelombangnya cukup tinggi dan berhadapan langsung dengan Perairan Samudera Hindia.
     
Sementara, wisata Badui dan Kaolotan memiliki nilai-nilai budaya tersendiri juga unik dalam starata sosial.
     
"Kami yakin destinasi wisata itu bisa mendunia," katanya menjelaskan.***1***
     
Baca juga: Dinas Pariwisata Targetkan Pariwisata Jadi Lokomotif Ekonomi

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018