PT Krakatau Chandra Energi (KCE), perusahaan penyedia tenaga listrik, jasa kelistrikan dan energi baru terbarukan (EBT) yang andal dan bersaing di Indonesia, melakukan penandatanganan perjanjian jual tenaga listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan PT. Krakatau Tirta Industri (KTI), perusahaan penyedia solusi air bersih, dan air industri untuk masyarakat dan industri di Kota Cilegon dan sekitarnya.

Kolaborasi ini merupakan bagian dari inisiatif kedua Perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mempromosikan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam operasional industri.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KCE, Erri Dewi Riani dan Direktur Utama KTI, Pria Utama di Jakarta pada 23 Oktober 2024 dengan disaksikan oleh Direktur Operasi dan Komersial KCE, Ari Azhar dan Direktur Keuangan, SDM dan Pengembangan Usaha KCE, Harry M. Tamin serta Direktur Pengembangan Usaha dan Komersial KTI, Agus Lukmanul Hakim.  

Dengan penandatanganan ini, KCE dan KTI resmi melakukan Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) PLTS Atap dengan Total kapasitas mencapai 1,8 MWp. Nantinya, KCE akan membangun PLTS Atap di atas fasilitas dan bangunan milik KTI dan menyalurkan serta menjual tenaga listrik tersebut kepada KTI.

Baca juga: PT Krakatau Chandra Energi dukung ekosistem electricvehicle bersama PT MAB

Pemasangan PLTS Atap ini akan memberikan kontribusi besar dalam memaksimalkan lokasi operasional sebagai sumber peningkatan efisiensi energi. 

"Kemitraan kami dengan KTI dalam proyek PLTS Atap ini merupakan komitmen Perusahaan untuk terus mendukung pengembangan industri hijau dan menurunkan emisi karbon di Kawasan Industri Krakatau melalui pelayanan pengembangan proyek panel surya di berbagai sektor industri.  Seiring meningkatnya kebutuhan akan energi EBT, kami dapat menyediakan solusi untuk membantu industri mencapai tujuan keberlanjutan serta dalam meningkatkan efisiensi operasional,” kata Direktur Utama KCE, Erri Dewi Riani.

Direktur Utama KTI, Pria Utama menyampaikan, perjanjian ini menjadi langkah nyata perusahaan menapaki masa depan yang berkelanjutan.

"Dengan memanfaatkan energi surya, kami tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga mampu mengurangi emisi karbon dalam upaya global memitigasi perubahan iklim. Kami berharap kerja sama kedua belah pihak tidak berhenti hanya di PLTS Atap tapi juga dapat terus berlangsung dengan pengembangan-pengembangan EBT lainnya,” ujar Pria.

Baca juga: PT KTI siap berperan kelola air bersih di Indonesia

Sistem PLTS Atap yang dirancang dan dipasang oleh KCE ini akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama, pembangunan PLTS Atap akan menyasar area Gedung Excellence Center (GEC) dan Water Treatment Plant (WTP) Cidanau milik KTI dengan potensi energi mencapai 287 kWp.

Pada Tahap 2 dan 3, pembangunan PLTS Atap direncanakan fokus pada area WTP Krenceng dan gedung perkantoran dan workshop PT Krakatau Tirta Operasi dan Pemeliharaan (KTOP) dengan potensi energi mencapai 1.568 kWp, sehingga total keseluruhan pembangunan mencapai kapasitas 1.855 kWp.

Proyek ini dijadwalkan akan mulai dipasang pada awal tahun 2025 dan ditargetkan tuntas seluruhnya pada 2026. Inisiatif kolaborasi ini menegaskan komitmen bersama kedua perusahaan terhadap kepedulian lingkungan dan selaras dengan kebijakan pemerintah dalam mempromosikan penggunaan energi terbarukan di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, KCE menyediakan solusi energi terbarukan yang andal berupa pengembangan PLTS Atap, Ground-Mounted, dan Terapung. Kemitraan ini sejalan dengan misi KCE untuk menyediakan solusi energi bersih berkualitas tinggi dan kompetitif bagi industri maupun pelanggan ritel.

Baca juga: Penggunaan PJU tenaga surya di Tangerang disebut bisa turunkan emisi

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024