Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan satu unit helikopter untuk mengevakuasi puluhan nelayan yang terisolasi atau terjebak di bangunan bekas dermaga di Desa Buniasih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat jembatan yang menghubungkan daratan putus di sapu ombak besar.
"Helikopter jenis Dauphin AS-356 N3+ dgn call sign HR-3604 yang kami kerahkan ini selain untuk mengevakuasi nelayan yang terisolasi di dermaga PT SBP, juga digunakan untuk mengirim logistik berupa makanan dan minuman," kata Kepala Kantor SAR Jakarta Desiana Kartika Bahari di lokasi kejadian yang memimpin pelaksanaan operasi SAR di Kecamatan Tegalbuleud, Kamis.
Menurut Desiana, dalam proses evakuasi ini seorang petugas penyelamat atau rescuer Basarnas diturunkan dari helikopter untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi para nelayan sekaligus membagikan logistik.
Mayoritas nelayan yang terjebak di bangunan bekas dermaga tersebut dalam kondisi kelelahan karena tidak tersedianya makanan maupun air minum sejak mereka terisolasi di bangunan itu.
Baca juga: Tagana Kota Tangerang gelar edukasi mitigasi kebencanaan pada pelajar
Setelah logistik diturunkan dan dibagikan kepada para korban yang jumlahnya sebanyak 71 orang ini, tim penyelamat kemudian mengevakuasi satu persatu nelayan untuk dibawa ke darat.
Namun, proses evakuasi dengan menggunakan helikopter akan memakan waktu yang cukup lama, khawatir cuaca ekstrem melanda sekitar operasi SAR sehingga proses evakuasi bisa terhambat.
Maka dari itu, untuk mempercepat proses evakuasi puluhan nelayan ini, pihaknya berkoordinasi dengan nelayan setempat dan petugas lainnya untuk menyiapkan perahu nelayan mengevakuasi para korban.
"Kita lihat dahulu kondisi cuaca di lapangan, apakah evakuasi menggunakan jalur laut atau udara. Jika memungkinkan menggunakan perahu nelayan, kita akan coba melakukan evakuasi melalui jalur laut, namun demikian kondisi gelombang dan ombak yang tinggi menjadi pertimbangan kami," tambahnya.
Baca juga: 10.586 jiwa terdampak banjir di Kota Tebing Tinggi Sumut
Desiana menjelaskan hingga saat ini sudah ada dua nelayan yang berhasil dievakuasi yakni Maman (60) warga Kampung Pamoyanan, Desa Buniasih dan Dede amung (37) warga Kampung Ciasahan, Desa Sindangresmi, Kecamatan Bojonglopang.
Kedua korban dievakuasi ke Satuan Radar (Satrad) 216 Cibalimbing Jalan Surade-Ujunggenteng, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade untuk menjalani pemeriksaan oleh petugas medis di TNI Angkatan Udara (AU).
Sebelumnya , pada Rabu (16/10) sebanyak 75 orang nelayan benur yang sedang memancing ikan di bangunan bekas dermaga PT SBP dihantam ombak besar yang mengakibatkan jembatan dermaga putus dan empat orang tercebur ke laut.
Akibat kejadian itu sebanyak tiga dari empat nelayan yang tercebur ke laut hilang tenggelam, sementara seorang lainnya berhasil menyelamatkan diri. Sementara 71 nelayan yang berada di dermaga terisolasi karena tidak bisa ke darat akibat jembatan dermaga terputus.
Baca juga: Polda Banten gelar apel SAR bersiap hadapi potensi bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Helikopter jenis Dauphin AS-356 N3+ dgn call sign HR-3604 yang kami kerahkan ini selain untuk mengevakuasi nelayan yang terisolasi di dermaga PT SBP, juga digunakan untuk mengirim logistik berupa makanan dan minuman," kata Kepala Kantor SAR Jakarta Desiana Kartika Bahari di lokasi kejadian yang memimpin pelaksanaan operasi SAR di Kecamatan Tegalbuleud, Kamis.
Menurut Desiana, dalam proses evakuasi ini seorang petugas penyelamat atau rescuer Basarnas diturunkan dari helikopter untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi para nelayan sekaligus membagikan logistik.
Mayoritas nelayan yang terjebak di bangunan bekas dermaga tersebut dalam kondisi kelelahan karena tidak tersedianya makanan maupun air minum sejak mereka terisolasi di bangunan itu.
Baca juga: Tagana Kota Tangerang gelar edukasi mitigasi kebencanaan pada pelajar
Setelah logistik diturunkan dan dibagikan kepada para korban yang jumlahnya sebanyak 71 orang ini, tim penyelamat kemudian mengevakuasi satu persatu nelayan untuk dibawa ke darat.
Namun, proses evakuasi dengan menggunakan helikopter akan memakan waktu yang cukup lama, khawatir cuaca ekstrem melanda sekitar operasi SAR sehingga proses evakuasi bisa terhambat.
Maka dari itu, untuk mempercepat proses evakuasi puluhan nelayan ini, pihaknya berkoordinasi dengan nelayan setempat dan petugas lainnya untuk menyiapkan perahu nelayan mengevakuasi para korban.
"Kita lihat dahulu kondisi cuaca di lapangan, apakah evakuasi menggunakan jalur laut atau udara. Jika memungkinkan menggunakan perahu nelayan, kita akan coba melakukan evakuasi melalui jalur laut, namun demikian kondisi gelombang dan ombak yang tinggi menjadi pertimbangan kami," tambahnya.
Baca juga: 10.586 jiwa terdampak banjir di Kota Tebing Tinggi Sumut
Desiana menjelaskan hingga saat ini sudah ada dua nelayan yang berhasil dievakuasi yakni Maman (60) warga Kampung Pamoyanan, Desa Buniasih dan Dede amung (37) warga Kampung Ciasahan, Desa Sindangresmi, Kecamatan Bojonglopang.
Kedua korban dievakuasi ke Satuan Radar (Satrad) 216 Cibalimbing Jalan Surade-Ujunggenteng, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade untuk menjalani pemeriksaan oleh petugas medis di TNI Angkatan Udara (AU).
Sebelumnya , pada Rabu (16/10) sebanyak 75 orang nelayan benur yang sedang memancing ikan di bangunan bekas dermaga PT SBP dihantam ombak besar yang mengakibatkan jembatan dermaga putus dan empat orang tercebur ke laut.
Akibat kejadian itu sebanyak tiga dari empat nelayan yang tercebur ke laut hilang tenggelam, sementara seorang lainnya berhasil menyelamatkan diri. Sementara 71 nelayan yang berada di dermaga terisolasi karena tidak bisa ke darat akibat jembatan dermaga terputus.
Baca juga: Polda Banten gelar apel SAR bersiap hadapi potensi bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024