Serang (Antaranews Banten) - Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor Tanaman Pangan yang pada April 2018 menurun 2,47 persen telah memicu NTP Banten secara umum mengalami penurunan 1,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
    
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin, mengatakan selain tanaman pangan, subsektor yang memberikan andil turunnya NTP Banten adalah tanaman perkebunan rakyat yang turun 1,68 persen. Sedangkan NTP pada Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,53 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,23 persen dan Subsektor Perikanan meningkat 0,23 persen.
    
Ia mengatakan penurunan NTP Banten tersebut yang dipantau dari harga-harga perdesaan di empat kabupaten (Kabupaten Serang, Tangerang, Lebak dan Pandeglang), dari 101,00 menjadi 99,68, dikarenakan Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan 0,70 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru naik 0,62 persen.
     
Pada April 2018, It Banten mengalami penurunan sebesar 0,70 persen dibanding It Maret, yaitu turun dari 133,95 menjadi 133,02. Penurunan It pada April 2018 disebabkan turunnya It pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,83 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,19 persen.
    
Pada April 2018 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen. Hal ini terjadi karena kenaikan pada Indeks konsumsi rumah tangga (KRT) sebesar 0,67 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,36 persen.
     
Kenaikan indeks KRT disebabkan oleh naiknya indeks harga pada semua kelompok yaitu kelompok bahan makanan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok; kelompok perumahan; kelompok sandang; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga; dan kelompok transportasi dan komunikasi.
    
Kenaikan pada indeks BPPBM disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bibit; kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain; kelompok transportasi; kelompok penambahan barang modal; dan kelompok upah buruh, sedangkan kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan mengalami penurunan.
     
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi atau deflasi di pedesaan. Pada bulan April 2018, dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten terjadi inflasi di perdesaan sebesar 0,67 persen.
     
Pemicu inflasi perdesaan ini terjadi pada semua kelompok dengan penyumbang terbesar berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,19 persen.
     
Soebeno menambahkan dari 33 provinsi di Indonesia, sebanyak 12 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 110,86 yang diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 107,45.
     
Sedangkan NTP terendah terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 86,87. NTP nasional sebesar 101,61 yang mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 101,94.
    
Nilai Tukar usaha pertanian (NTUP) Banten sebesar 105,91 atau mengalami penurunan sebesar 1,05 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,70 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,36 persen.
    
"Jika dilihat per subsektor, penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada dua subsektor yakni subsektor tanaman pangan turun 2,20 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 1,12 persen," kata Agoes Soebeno. 

Baca juga: NTP Banten Maret Turun 0,46 Persen

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018