Lifter Jawa Timur (Jatim) Luluk Diana Tri Wijayana tidak terbendung di cabang angkat besi kelas 49 kilogram putri Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatera, di GOR Seramoe, Banda Aceh, Kamis.
Atlet asal Pacitan itu sukses mencatatkan total angkatan 184 kilogram, dengan rincian 84 kilogram pada angkatan snatch dan 100 kilogram pada angkatan clean and jerk, untuk memastikan raihan medali emas.
Total angkatan itu jauh melampaui para pesaingnya. Pemenang medali perak, Syafira Dwi Puspita, asal Jakarta mencatatkan total angkatan 145 kilogram, dengan rincian 65 kilogram pada snatch dan 80 kilogram pada clean and jerk, sedangkan pemenang medali perunggu, Dhea Anisa Nabila, dari Kalimantan Barat, mencatatkan total angkatan 142 kilogram dengan rincian 61 kilogram snatch dan 81 kilogram pada clean and jerk.
Torehan Luluk sekaligus merupakan sumbangan medali emas pertama bagi Jatim dari cabang angkat besi, sebab pada hari pertama, raihan medali Jatim hanya medali perunggu Angga Romansyah pada kelas 55 kilogram putra, medali perunggu Lisa Setiawati di kelas 45 kilogram putri, dan medali perunggu Joni Susanto dari kelas 61 kilogram putra.
Baca juga: Rizki Juniansyah tak ingin lewatkan emas PON Aceh-Sumut meski naik kelas
Pada jalannya pertandingan, Luluk sukses mengangkat dalam ketiga percobaan snatch pada berat 70 kilogram, 80 kilogram, dan 84 kilogram. Sedangkan untuk angkatan clean and jerk, Luluk berhasil mengangkat dalam dua percobaan yakni 90 kilogram dan 100 kilogram.
Angkatan 100 kilogram Luluk sudah mengamankan medali emas untuk dirinya, sehingga ia kemudian berusaha memecahkan rekor PON dengan mengangkat 106 kilogram, tetapi Luluk gagal melakukannya.
Angkat besi kelas 49 kilogram pada PON Aceh-Sumut 2024 diikuti oleh delapan peserta. Selain Luluk, Shafira, dan Dhea, para peserta tersisa adalah Erdiah Sonia Rahiimah asal Bengkulu, Jesika Taroci Ellyk asal Nusa Tenggara Timur, Nuraini asal Sumatera Utara, Sausan Qarira asal Aceh, dan Najla Khoirunnisa dari Jawa Barat.
Baca juga: Imbang lawan Kaltim, tim futsal putri Banten gagal ke semifinal PON
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Atlet asal Pacitan itu sukses mencatatkan total angkatan 184 kilogram, dengan rincian 84 kilogram pada angkatan snatch dan 100 kilogram pada angkatan clean and jerk, untuk memastikan raihan medali emas.
Total angkatan itu jauh melampaui para pesaingnya. Pemenang medali perak, Syafira Dwi Puspita, asal Jakarta mencatatkan total angkatan 145 kilogram, dengan rincian 65 kilogram pada snatch dan 80 kilogram pada clean and jerk, sedangkan pemenang medali perunggu, Dhea Anisa Nabila, dari Kalimantan Barat, mencatatkan total angkatan 142 kilogram dengan rincian 61 kilogram snatch dan 81 kilogram pada clean and jerk.
Torehan Luluk sekaligus merupakan sumbangan medali emas pertama bagi Jatim dari cabang angkat besi, sebab pada hari pertama, raihan medali Jatim hanya medali perunggu Angga Romansyah pada kelas 55 kilogram putra, medali perunggu Lisa Setiawati di kelas 45 kilogram putri, dan medali perunggu Joni Susanto dari kelas 61 kilogram putra.
Baca juga: Rizki Juniansyah tak ingin lewatkan emas PON Aceh-Sumut meski naik kelas
Pada jalannya pertandingan, Luluk sukses mengangkat dalam ketiga percobaan snatch pada berat 70 kilogram, 80 kilogram, dan 84 kilogram. Sedangkan untuk angkatan clean and jerk, Luluk berhasil mengangkat dalam dua percobaan yakni 90 kilogram dan 100 kilogram.
Angkatan 100 kilogram Luluk sudah mengamankan medali emas untuk dirinya, sehingga ia kemudian berusaha memecahkan rekor PON dengan mengangkat 106 kilogram, tetapi Luluk gagal melakukannya.
Angkat besi kelas 49 kilogram pada PON Aceh-Sumut 2024 diikuti oleh delapan peserta. Selain Luluk, Shafira, dan Dhea, para peserta tersisa adalah Erdiah Sonia Rahiimah asal Bengkulu, Jesika Taroci Ellyk asal Nusa Tenggara Timur, Nuraini asal Sumatera Utara, Sausan Qarira asal Aceh, dan Najla Khoirunnisa dari Jawa Barat.
Baca juga: Imbang lawan Kaltim, tim futsal putri Banten gagal ke semifinal PON
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024