Lebak (Antara News Banten) - Ujian nasional berbasis komputer (UNBK) hari pertama tingkat SMP di Kabupaten Lebak, Banten, sempat tertunda selama 30 menit karena adanya kerusakan server dari pusat.
     
"Gangguan server komputer itu tidak menghalangi pelaksanaan UNBK," kata Kepala SMPN 3 Rangkasbitung Tito Sutanto di Lebak, Senin.
     
Para siswa kembali mengikuti UNBK setelah 30 menit mengalami gangguan server komputer.
     
Pelaksanaan UNBK akhirnya berjalan lancar dan tidak ada masalah.
     
Gangguan server dari pusat tersebut pada jam pertama pukul 07.30 WIB dan siswa sempat menunggu 30 menit.
     
Kemudian pelaksanaan UNBK dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.
     
Pada hari pertama mata pelajaran yang diujikan Bahasa Indonesia dan siswa tepat menyelesaikan jawaban ujian hingga pukul 10.00 WIB.
     
"Kami berharap pelaksanaan UNBK tidak ada gangguan lagi,seperti server, pemadaman maupun jaringan internet," katanya menjelaskan.
     
Menurut dia, jumlah peserta yang meNgikuti UNBK di sekolahnya sebanyak 240 siswa dan mereka terbagi tiga sesi akibat terbatas sarana komputer.
     
Untuk sesi pertama dimulai pukul 07.30-10.00 WIB, sesi kedua pukul 10.30-12.00 WIB dan sesi ketiga pukul 13.00-16.00 WIB.
     
Dari 240 siswa tersebut,mereka mengikuti UNBK masing-masing satu sesi sebanyak 80 siswa.
     
Pengawasan ujian UNBK untuk satuan ruangan kelas diawasi satu teknisi,protor dan pendamping.
     
"Kami menjamin semua siswa di sini sudah mampu mengoperasikan server UNBK, karena sebelumya dilakukan simulasi terlebih dahulu," katanya menjelaskan.

Numpang
     
Kepala SMPN 6 Rangkasbitung Asep Zaenal Aripin mengatakan pihaknya terpaksa melaksanakan UNBK menumpang di SMAN 2 Rangkasbitung.
     
Sebab, sarana dan prasarana komputer di sekolahnya itu mengalami kekurangan.
     
Jumlah peserta UNBK di sekolahnya itu sebanyak 162 siswa dan terbagi tiga sesi.
     
Pelaksanaan UNBK kali pertama dilakukannya, karena berkeinginan kuat ingin anak-anak mengikuti ujian menggunakan komputer dibandingkan ujian nasional kertas pensil (UNKP).
     
Karena itu, pihaknya memaksakan untuk menumpang UNBK di SMAN 2 Rangkasbitung yang sarana dan prasarana mencukipinya.
     
"Kami merasa senang bisa mengikuti UNBK,walaupun menumpang di sekolah lain," katanya.
     
Pirlan, seorang siswa SMPN 6 Rangkasbitung mengatakan dirinya tidak gegap menggunakan teknologi komputer karena sebelumnya sudah belajar dan dilatih oleh pemandu dari sekolah.
     
"Kami tidak ada masalah mengikuti UNBK karena sebelumnya melakukan simulasi mulai cara pengoperasian server ujian hingga mengisi soal jawaban," katanya menjelaskan.
     
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak, Wawan Ruswandi menyebutkan pelaksanaan UNBK hari pertama berjalan lancar,mesti sempat tertunda selama 30 menit dari jadwal yang ditentukan pukul 07.30 WIB.
     
Saat ini, jumlah SMP yang mengikuti UNBK sebanyak 124 sekolah dan 88 sekolah UNKP.
     
Pihaknya juga  bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar tidak terjadi pemadaman jaringan listrik.
     
Pelaksanaan UNBK itu, kata dia, diantaranya terdapat sekolah di pedalaman di Kecamatan Cibeber mengikuti ujian berbasis komputer setelah mendapat bantuan komputer dan server dari pemerintah daerah.
     
Sebab, di sekolah itu terdapat jaringan internet.
     
"Kami menargetkan 2019 semua SMP dapat melaksanakan UNBK," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018