Lebak (Antara News Banten) - Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terus berkembang, dan  dapat meningkatkan ekonomi para petaninya.

"Kami sudah 15 tahun menggeluti usaha perkebunan kelapa sawit dan bisa membangun rumah serta menyekolah anak-anak," kata Ujang (55) seorang petani warga Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak, Jumat.

Selama ini, petani di wilayahnya banyak menggeluti usaha perkebunan kelapa sawit karena permintaan pasar cenderung meningkat.

Namun, kebanyakan petani di sini menjadi petani plasma dengan kerja sama  PT Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya yang ada di Kecamatan Banjarsari.

Mereka produksi kelapa sawit itu ditampung perusahaan tersebut dengan harga tandan buah segar (TBS).

Saat ini, harga TBS kelapa sawit terus membaik karena permintaan pasar ekspor cukup meningkat.

"Kami menjual kelapa sawit Rp1.300 per kilogram dan menguntungkan karean sebelumnya Rp900 per kilogram," katanya.

Menurut dia, kenaikan harga kelapa sawit itu tentu pendapatan petani meningkat sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Mereka petani plasma kelapa sawit bisa menabung, membeli kendaraan juga membangun rumah hingga memenuhi panggilan rukun Islam kelima.

Selain itu juga petani bisa menutupi biaya pendidikan anak.

"Kami merasa senang jika harga TBS naik karena bisa menutupi biaya produksi juga dapat mengeruk keuntungan," katanya menjelaskan.

Maman (50) seorang petani plasma kelapa sawit warga Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak mengaku saat ini harga TBS terus bergerak naik.

Sebab permintaan CPO kini cukup tinggi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, perusahaan agen maupun industri.

"Semua petani plasma di sini ditampung oleh PTPN VIII Kertajaya untuk diproduksi menjadi CPO," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna  mengatakan saat ini perkebunan kelapa sawit berkembang karena permintaan pasar dunia meningkat.

Saat ini, petani plasma itu tercatat 7.000 petani dan menjalin kerja sama untuk menampung hasil produksi TBS kelapa sawit.

Selain itu juga pihaknya mengajak petani plasma agar menanam benih unggul guna mendongkrak produktivitas.

Sebab, katanya, produksi minyak mentah kelapa sawit atau CPO pabrik Kertajaya PT Perkebunan Nusantara VIII memiliki kualitas di pasar domestik.

Produksi CPO pabrik Kertajaya dipasok ke Bandung, Jakarta, dan Tangerang sebagai bahan minyak goreng.

"Kita komitmen untuk mendukung ketersediaan program pangan nasional yang dicanangkan pemerintah," katanya.

Baca juga: Dishutbun Banten Kembangkan Perkebunan Kelapa Sawit

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018