Serang (AntaraBanten) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten mengembangkan perkebunan kelapa sawit guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kita terus melakukan peremajaan kelapa sawit melalui bantuan-bantuan benih unggul kepada petani untuk meningkatkan produktivitas hasil perkebunan rakyat," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi (Dishutbun) Banten Suyitno di Serang, Rabu.

Ia mengatakan areal lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat di Provinsi Banten seluas 7.745 hektare, dengan produksi 10.133 ton per tahun.

Dari luas sebanyak 7.745 itu diperkirakan menyerap tenaga kerja sekitar 7.601 kepala keluarga.

Selama ini, kata dia, produksi kelapa sawit di Banten relatif kecil dibanding komoditi perkebunan kelapa dalam maupun karet.

Padahal, Provinsi Banten cukup potensial dikembangkan budidaya perkebunan kelapa sawit dengan alasan didukung lahan begitu luas, terutama di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Pemerintah daerah mendorong masyarakat agar mengembangkan budidaya perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan pendapatan juga penyerapan lapangan pekerjaan.

Saat ini permintaan kelapa sawit cukup tinggi untuk bahan baku kebutuhan bahan pokok minyak goreng.

Bahkan pabrik Kertajaya PT Perkebunan Nusantara VIII Kabupaten Lebak menampung tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

"Pabrik Kertajaya itu memproduksi minyak mentah kelapa sawit atau CPO," ujarnya.

Ia mengatakan, ke depan pihaknya akan menjadikan budidaya tanaman kelapa sawit sebagai andalan ekonomi masyarakat.

Saat ini, areal perkebunan kelapa sawit milik masyarakat tercatat 7.745 hektare dengan produksi 10.133 ton.

Perkebunan besar negara (PBN) seluas 9.795 hektare dengan produksi 17.254 ton.

Sedangkan, perkebunan besar swasta (PBS) seluas 20.261 hektare dengan produksi 34.466 ton.

"Saya kira kehadiran perkebunan kelapa sawit itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyaraat," katanya.

Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengatakan saat ini sebanyak  7.000 petani plasma perkebunan sawit dengan lahan seluas 6.000 hektare dapat memberikan pendapatan ekonomi bagi mereka.

Petani kelapa sawit di lebak tersebar di Kecamatan Malingping, Banjarsari, Cijaku, Wanasalam, Cileles, Gunungkencana, Panggarangan, dan Cikeusik Pandeglang.

Petani plasma memiliki perkebunan kelapa sawit antara dua sampai dengan empat kavling dengan pendapatan rata-rata delapan juta rupiah per bulan.

"Saya kira pendapatan sebesar itu tentu bisa membantu ekonomi keluarga," katanya.

Seorang petani plasma di Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Iyan, mengaku setiap bulan menjual TBS kelapa sawit ke PTPN VIII Kertajaya antara lima juta hingga delapan juta rupiah per bulan, dengan luas garapan empat kavling.

"Kami merasa terbantu dengan pendapatan kelapa sawit, selain bisa menyerap tenaga kerja juga bisa menyekolahkan anak di Universitas Islam Negeri Banten," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014