Lebak (Antara News Banten) - Tokoh masyarakat Kabupaten Lebak KH Akhmad Rifa'i mengatakan pendidikan berbasis keagamaan, seperti madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) wajib dibantu dana bantuan operasional sekolah daerah (BOSDA).
"Kita prihatin jika Pemerintah Provinsi Banten tidak memberikan alokasi bantuan untuk pendidikan berbasis keagamaan,apalagi semangat Wahidin Halim ingin membangun pendidikan," kata Ketua Yayasan Wasilatul Falah Rangkasbitung di Lebak,Kamis.
Selama ini, pendidikan yang berbasis keagamaan mulai MI, MTs dan MA hingga kini belum menerima dana BOSDA dari Pemerintah Banten.
Sementara sekolah umum diantaranya SMA/SMK dapat bantuan dana BOSDA.
Pendidikan keagamaan masih dilihat "sebelah mata",sehingga berdampak terhadap pengelola sekolah.
Satu sisi sekolah tidak diperbolehkan melakukan iuran rutin bulanan untuk partisipasi pendidikan,sedangkan sisi lain dana pendidikan BOS kurang.
Saat ini, pengelola pendidikan keagamaan dibawah naungan Kementerian Agama hanya menerima dana BOS dari pemerintah pusat.
Penyaluran dana BOS itu nilainya sangat kurang dan tidak sebanding dengan biaya operasional.
Akibat kekurangan dana itu, kata dia, pengelola pendidikan melibatkan komite sekolah terpaksa membutuhkan uluran tangan orang tua siswa agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan.
Sebab, pelaksanaan KBM sekolah masih mengandalkan dari orang tua siswa.
"Kami berharap Pemprov Banten dapat menyalurkan BOSDA agar meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan juga sumber daya manusia," katanya.
Menurut dia, kehadiran pendidikan berbasis keagamaan di Kabupaten Lebak sangat diminati masyarakat karena mengedepankan akhlak mulya.
Selain itu juga para lulusan MA kini banyak mengabdikan diri di lingkungan politisi,kepala daerah, pejabat pemerintahan, TNI,Polri dan pengusaha.
Semangat Gubernur Wahidin membangun pendidikan diharapkan MA menerima dana BOSDA dan segera memiliki payung hukum berupa peraturan daerah (perda).
"
Kita berharap Wahidin dapat merealisasikan bantuan dana BOSDA untuk pendidikan keagamaan," kata mantan Kepala sekolah MA Wasfal Rangkasbitung.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak Sudirman mengatakan saat ini jumlah MA di daerah ini tercatat 76 unit dan sebagian besar dikelola oleh masyarakat.
Pendidikan MA yang berstatus negeri hanya dua unit di Kecamatan Rangkasbitung dan Bayah,
Namun, pihaknya mengapresiasi mesti pendidikan MA tidak menerima dana Bosda dari Pemprov Banten, tetap pelaksanaan KBM berjalan lancar.
"Kami berharap MA dapat bantuan dana Bosda karena bantuan BOS dari pusat sebesar Rp1,4 juta per tahun/siswa dinilai kurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kita prihatin jika Pemerintah Provinsi Banten tidak memberikan alokasi bantuan untuk pendidikan berbasis keagamaan,apalagi semangat Wahidin Halim ingin membangun pendidikan," kata Ketua Yayasan Wasilatul Falah Rangkasbitung di Lebak,Kamis.
Selama ini, pendidikan yang berbasis keagamaan mulai MI, MTs dan MA hingga kini belum menerima dana BOSDA dari Pemerintah Banten.
Sementara sekolah umum diantaranya SMA/SMK dapat bantuan dana BOSDA.
Pendidikan keagamaan masih dilihat "sebelah mata",sehingga berdampak terhadap pengelola sekolah.
Satu sisi sekolah tidak diperbolehkan melakukan iuran rutin bulanan untuk partisipasi pendidikan,sedangkan sisi lain dana pendidikan BOS kurang.
Saat ini, pengelola pendidikan keagamaan dibawah naungan Kementerian Agama hanya menerima dana BOS dari pemerintah pusat.
Penyaluran dana BOS itu nilainya sangat kurang dan tidak sebanding dengan biaya operasional.
Akibat kekurangan dana itu, kata dia, pengelola pendidikan melibatkan komite sekolah terpaksa membutuhkan uluran tangan orang tua siswa agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan.
Sebab, pelaksanaan KBM sekolah masih mengandalkan dari orang tua siswa.
"Kami berharap Pemprov Banten dapat menyalurkan BOSDA agar meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan juga sumber daya manusia," katanya.
Menurut dia, kehadiran pendidikan berbasis keagamaan di Kabupaten Lebak sangat diminati masyarakat karena mengedepankan akhlak mulya.
Selain itu juga para lulusan MA kini banyak mengabdikan diri di lingkungan politisi,kepala daerah, pejabat pemerintahan, TNI,Polri dan pengusaha.
Semangat Gubernur Wahidin membangun pendidikan diharapkan MA menerima dana BOSDA dan segera memiliki payung hukum berupa peraturan daerah (perda).
"
Kita berharap Wahidin dapat merealisasikan bantuan dana BOSDA untuk pendidikan keagamaan," kata mantan Kepala sekolah MA Wasfal Rangkasbitung.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak Sudirman mengatakan saat ini jumlah MA di daerah ini tercatat 76 unit dan sebagian besar dikelola oleh masyarakat.
Pendidikan MA yang berstatus negeri hanya dua unit di Kecamatan Rangkasbitung dan Bayah,
Namun, pihaknya mengapresiasi mesti pendidikan MA tidak menerima dana Bosda dari Pemprov Banten, tetap pelaksanaan KBM berjalan lancar.
"Kami berharap MA dapat bantuan dana Bosda karena bantuan BOS dari pusat sebesar Rp1,4 juta per tahun/siswa dinilai kurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018