Aryna Sabalenka mendorong dirinya ke dalam perebutan gelar US Open dengan mengalahkan Jessica Pegula 6-3, 7-5 untuk menjuarai ATP/WTA Cincinnati Open, Senin waktu setempat atau Selasa WIB.

Unggulan ketiga yang absen di Wimbledon karena cedera bahu itu memenangi trofi untuk pertama kalinya sejak meraih gelar Grand Slam keduanya di Australia Open pada Januari lalu.

Sabalenka berusaha sekuat tenaga melawan unggulan keenam asal Amerika itu hingga akhir ketika ia kehilangan servis untuk pertama kalinya saat memimpin satu set dan unggul 5-4.

Namun re-break cepat dan servis lainnya menyelesaikan masalah tersebut dan menghasilkan trofi level Masters pertama di lapangan keras sejak tahun 2021 bagi petenis Belarus tersebut.

"Saya benar-benar tidak bisa berharap lebih lagi -- ini adalah hari yang sangat menyenangkan," kata Sabalenka usai pertandingan, seperti disiarkan AFP, selasa.

"Sangat senang dengan level yang saya mainkan di final dan saya bisa mendapatkan gelar ini. Ini sangat penting untuk menuju US Open."

Baca juga: Cedera bahu, Aryna Sabalenka mundur dari Wimbledon

Sabalenka -- yang dikalahkan di final US Open tahun lalu -- kini mengalahkan Pegula, juara pekan lalu di Toronto, dalam lima dari tujuh pertandingan.

Pemenang pertandingan akan naik ke peringkat kedua dunia dalam peringkat WTA dan muncul sebagai pesaing serius ketika US Open dimulai di New York Senin depan.

"Saya yakin Jess dan saya akan menghadapi lebih banyak pertarungan di masa depan. Mari kita pertahankan," ujar Sabalenka.

Kemenangan tersebut menandai gelar WTA 1000 keenam bagi Sabalenka dan yang ke-15 dalam kariernya.

Baca juga: Khawatir tidak maksimal, Nadal mundur dari US Open

Sementara itu, Pegula berharap mendapatkan gelar beruntun setelah menjuarai Montreal pekan lalu.

"Beberapa minggu terakhir ini sungguh gila, saya mencatatkan rekor yang cukup baik. Tapi mudah-mudahan saya dan tim bisa terus maju," kata Pegula.

"Sayangnya, Aryna terlalu bagus hari ini. Dia bermain di level yang sangat tinggi, dan sepertinya tidak turun."

"Saya mempunyai beberapa peluang pada akhirnya, namun tidak mampu melakukannya. Namun saya sangat bangga pada diri saya sendiri selama beberapa minggu terakhir atas level yang dapat saya tunjukkan, memainkan banyak pertandingan," ujar petenis yang berada di peringkat enam dunia itu.

"Saya telah membuktikan pada diri sendiri bahwa saya bisa memenangi banyak pertandingan berturut-turut dan mampu mengatasi banyak tantangan berbeda."

Baca juga: Novak Djokovic raih medali emas Olimpiade Paris

Final tersebut adalah yang pertama di Cincinnati antara dua lawan yang berada di peringkat 10 besar sejak Garbine Muguruza mengalahkan Simona Halep pada 2017.

Sabalenka tidak membuang waktu untuk membangun keunggulan dengan mematahkan servis Pegula untuk membuat kedudukan menjadi 3-1 pada set pertama, margin yang ia pertahankan sepanjang 30 menit pembuka.

Unggulan ketiga itu memulai set kedua dengan mematahkan servis Pegula dan menjalani empat gim tanpa balas.

Namun, laju Sabalenka tersendat saat melakukan servis untuk memimpin kemenangan 5-4. Servisnya dipatahkan untuk pertama kali dalam pertandingan tersebut saat lawannya yang merupakan unggulan keenam melakukan perlawanan di menit-menit akhir.

Meski begitu, Sabalenka langsung membalas untuk memimpin 6-5 dan menyelesaikan kemenangan pada match point pertamanya.

Baca juga: Petenis Andy Murray pensiun usai kekalahan di Olimpiade Paris

Pewarta: Arindra Meodia

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024