Lebak (Antara News Banten) - Perum Bulog Subdivisi Regional Lebak-Pandeglang mendorong Rumah Pangan Kita (RPK) berkembang di masyarakat guna meningkatkan daya beli warga, khususnya berpenghasilan rendah.

"Kita mengapresiasi perkembangan RPK di masyarakat tumbuh hingga 261 `outlet` dan setiap hari terus bertambah," kata Kepala Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang Sarjaka di Lebak, Jumat.

Kehadiran RPK sebagai mitra bulog tentu membantu masyarakat berpenghasilan rendah.

Mereka membeli bahan pokok dengan harga murah dan terjangkau sehingga dapat menstabilkan harga di pasaran.

Saat ini, pembentukan RPK sudah tersebar di sejumlah daerah di Lebak-Pandeglang sehingga diharapkan masyarakat dapat menjadi mitra bulog dengan "Sahabat RPK".

Ia mengatakan harga bahan pokok di RPK itu dibatasi oleh Bulog dan RPK tidak boleh menjual harga terlalu tinggi.

Pengawasan harga bahan pokok oleh RPK-RPK lain dan jika ditemukan menjual harga tinggi maka akan dikenakan sanksi.

"Kami memutus kemitraan beberapa RPK karena menjual harga bahan pokok terlalu tinggi," katanya.

Dia menjelaskan masyarakat yang ingin menjadi mitra Bulog atau "Sahabat RPK" hanya memiliki modal Rp2 sampai Rp5 juta bisa berbisnis melalui layanan itu.

Modal itu, kata dia, untuk membeli bahan pokok dari Bulog, seperti beras, minyak goreng, telur, terigu, daging kerbau, dan gula.

Baca juga: Bulog Lebak-Pandeglang Luncurkan Program Rastra

Harga bahan pokok itu tentu murah untuk "Sahabat RPK" karena disubsidi oleh pemerintah.

Ia mengatakan keberadaan RPK sebagai sarana menjaga kestabilan harga pangan pokok dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah dari harga di pasaran umum.

"Kami mendorong masyarakat agar menjadi `Sahabat RPK` sehingga daya beli warga berpenghasilan rendah meningkat," ujarnya.

Mumun (35), seorang warga Desa Rangkasbitung Timur, mengatakan sudah dua bulan terakhir membentuk RPK dan ternyata banyak masyarakat berpenghasilan rendah membeli bahan pokok di tempatnya karena harganya murah dan terjangkau dibandingkan dengan harga di pasaran.

"Kami merasa kewalahan melayani konsumen, terlebih harga beras menjual Rp8.300 per kilogram dan harga itu cukup murah," katanya.


 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018