Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta nelayan tradisional agar menggunakan rompi pelampung saat melaut menyusul tinggi gelombang di perairan Samudera Hindia, selatan Banten dan Selat Sunda bagian selatan mencapai empat meter.
"Kami minta nelayan saat melaut agar memakai rompi pelampung guna mengantisipasi kecelakaan laut," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal di Rangkasbitung, Lebak, Kamis.
Penggunaan rompi pelampung sangat penting bagi nelayan tradisional saat melaut untuk keselamatan di tengah tingginya gelombang yang tidak menentu.
Baca juga: Pemkab Lebak minta nelayan waspadai gelombang tinggi selatan Banten
Baca juga: Pemkab Lebak minta nelayan waspadai gelombang tinggi selatan Banten
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 1 dan 2 Agustus 2024 tinggi gelombang perairan Samudera Hindia, selatan Banten dan Selat Sunda bagian selatan berkisar antara 2,5 meter hingga 4,0 meter.
Cuaca buruk seperti itu, lanjut dia, tentu mengancam jiwa nelayan tradisional jika tidak menggunakan rompi pelampung tersebut.
"Kami berharap nelayan agar tetap waspada dan berhati-hati menghadapi cuaca buruk itu dan selalu membawa pelampung sebagai alat keselamatan diri," kata Agust.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan penggunaan rompi untuk keselamatan nelayan tradisional saat melaut masih relatif sedikit sehingga banyak korban saat terjadi kecelakaan laut.
Baca juga: BPBD Lebak minta nelayan waspada gelombang tinggi di selatan Banten
Bahkan, pemerintah daerah setiap tahun melaksanakan kegiatan bimbingan teknis Sertifikasi Kecakapan Nelayan. Kegiatan ini agar nelayan tradisional saat melaut memakai pelampung untuk keselamatan jiwa.
"Kami meyakini pelampung itu bisa menyelamatkan nelayan jika diterjang gelombang tinggi dan angin kencang," kata Rizal.
Sementara itu, Rohman (55), seorang nelayan tradisional di PPI Binuangeun Kabupaten Lebak mengatakan sejak beberapa hari terakhir kondisi perairan Samudera Hindia dan selatan Banten diterjang gelombang tinggi hingga 4,0 meter sehingga berdampak terhadap produksi tangkapan.
"Kami hingga kini tetap melaut dengan menggunakan rompi pelampung untuk keselamatan jika melaut, meski cuaca buruk," kata Rohman.
Baca juga: Pemkab Lebak petakan daerah rawan judi online
Sementara itu, Rohman (55), seorang nelayan tradisional di PPI Binuangeun Kabupaten Lebak mengatakan sejak beberapa hari terakhir kondisi perairan Samudera Hindia dan selatan Banten diterjang gelombang tinggi hingga 4,0 meter sehingga berdampak terhadap produksi tangkapan.
"Kami hingga kini tetap melaut dengan menggunakan rompi pelampung untuk keselamatan jika melaut, meski cuaca buruk," kata Rohman.
Baca juga: Pemkab Lebak petakan daerah rawan judi online
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024