Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet Cirebon, Jawa Barat, mengadakan gerakan santri peduli gizi dengan menggelar kegiatan makan telur bersama yang diikuti lebih dari 1.000 peserta di ponpes tersebut.
Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Ponpes Buntet KH Salman Al-Farisi di Cirebon Rabu menjelaskan, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran santri tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi.
Ia menyebutkan bahwa santri yang mayoritas masih remaja, memerlukan asupan nutrisi seimbang agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
"Santri juga berada pada usia pelajar, sehingga perlu adanya dukungan makanan yang bergizi," ujarnya.
Adapun telur dipilih sebagai simbol makanan bergizi, kata dia, karena komoditas ini mudah didapat dan bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk.
"Telur memiliki banyak kandungan bermanfaat, kami mengajak seluruh santri dan para pengasuh di Ponpes Buntet untuk menggencarkan gerakan ini,” katanya.
Baca juga: Tahun ini, Pemkab Serang targetkan stunting di bawah 14 persen
Salman mengatakan, gerakan ini menjadi program yang diterapkan untuk menjamin para peserta didik, tetap mendapatkan asupan makanan bergizi selama menimba ilmu di Ponpes Buntet.
Menurut dia, gerakan santri peduli gizi juga bisa dicontoh oleh lembaga pendidikan lain khususnya pesantren yang ada di daerah.
“Gerakan ini tentunya perlu serupa program makan bergizi gratis dan perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah, tidak hanya untuk lembaga pendidikan formal, tetapi juga untuk pesantren,” katanya.
Selain gerakan tersebut, Salman menyampaikan kalau para santri di Ponpes Buntet selalu diajarkan untuk hidup mandiri.
Misalnya, para santri diberikan pembekalan terkait dengan cara menanam padi di sawah hingga memelihara ikan guna mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan ponpes.
“Program pengajar seperti ini bisa membentuk karakter santri agar mandiri, dan berdampak pada kualitas kehidupannya nanti,” tuturnya.
Baca juga: Bupati Lebak bertekad terus tekan angka kemiskinan ekstrem
Sementara itu Sekretaris Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Makmun mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Ponpes Buntet, karena gerakan tersebut bisa memberikan manfaat positif kepada para santri.
Pihaknya juga mendukung agar santri harus rutin mengonsumsi telur, karena bahan makanan ini merupakan sumber protein hewani yang lengkap.
“Konsumsi telur juga dapat mendukung aktivitas santri di pesantren serta mencegah stunting jika dikonsumsi secara rutin sejak kecil,” katanya.
Makmun menambahkan kalau Indonesia memiliki surplus stok telur setiap tahunnya, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu ton, sehingga komoditas ini lebih mudah untuk dijadikan bahan pangan bergizi.
"Telur ini mudah dicerna dan diolah, menjadikannya pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, termasuk santri,” katanya.
Baca juga: DP3AKKB dan PATTIRO berinovasi turunkan kasus stunting di Banten
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Ponpes Buntet KH Salman Al-Farisi di Cirebon Rabu menjelaskan, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran santri tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi.
Ia menyebutkan bahwa santri yang mayoritas masih remaja, memerlukan asupan nutrisi seimbang agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
"Santri juga berada pada usia pelajar, sehingga perlu adanya dukungan makanan yang bergizi," ujarnya.
Adapun telur dipilih sebagai simbol makanan bergizi, kata dia, karena komoditas ini mudah didapat dan bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk.
"Telur memiliki banyak kandungan bermanfaat, kami mengajak seluruh santri dan para pengasuh di Ponpes Buntet untuk menggencarkan gerakan ini,” katanya.
Baca juga: Tahun ini, Pemkab Serang targetkan stunting di bawah 14 persen
Salman mengatakan, gerakan ini menjadi program yang diterapkan untuk menjamin para peserta didik, tetap mendapatkan asupan makanan bergizi selama menimba ilmu di Ponpes Buntet.
Menurut dia, gerakan santri peduli gizi juga bisa dicontoh oleh lembaga pendidikan lain khususnya pesantren yang ada di daerah.
“Gerakan ini tentunya perlu serupa program makan bergizi gratis dan perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah, tidak hanya untuk lembaga pendidikan formal, tetapi juga untuk pesantren,” katanya.
Selain gerakan tersebut, Salman menyampaikan kalau para santri di Ponpes Buntet selalu diajarkan untuk hidup mandiri.
Misalnya, para santri diberikan pembekalan terkait dengan cara menanam padi di sawah hingga memelihara ikan guna mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan ponpes.
“Program pengajar seperti ini bisa membentuk karakter santri agar mandiri, dan berdampak pada kualitas kehidupannya nanti,” tuturnya.
Baca juga: Bupati Lebak bertekad terus tekan angka kemiskinan ekstrem
Sementara itu Sekretaris Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Makmun mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Ponpes Buntet, karena gerakan tersebut bisa memberikan manfaat positif kepada para santri.
Pihaknya juga mendukung agar santri harus rutin mengonsumsi telur, karena bahan makanan ini merupakan sumber protein hewani yang lengkap.
“Konsumsi telur juga dapat mendukung aktivitas santri di pesantren serta mencegah stunting jika dikonsumsi secara rutin sejak kecil,” katanya.
Makmun menambahkan kalau Indonesia memiliki surplus stok telur setiap tahunnya, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu ton, sehingga komoditas ini lebih mudah untuk dijadikan bahan pangan bergizi.
"Telur ini mudah dicerna dan diolah, menjadikannya pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, termasuk santri,” katanya.
Baca juga: DP3AKKB dan PATTIRO berinovasi turunkan kasus stunting di Banten
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024