Lebak (Antaranews Banten) - Populasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak, Banten, meningkat dan menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.

"Kita mencatat populasi pelaku UMKM tahun 2017 meningkat hingga 50.149 unit usaha dari sebelumnya 49.538 unit usaha," kata Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Omas Irawan di Lebak, Kamis.

Kenaikkan jumlah populasi pelaku UMKM berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas di 28 kecamatan.

Saat ini, permintaan produk UMKM cenderung meningkat di pasar domestik maupun mancanegara.

Perguliran uang pelaku UMKM hingga ratusan miliaran per tahun sehingga dapat membangkitkan ekonomi kerakyatan.

Selain itu juga kehadiran pelaku UMKM dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan terhadap pelaku UMKM agar produk mereka bisa bersaing pasar.

Pembinaan itu antara lain diversifikasi produk, pelatihan manajemen, keuangan, dan kewirausahaan.

Selain itu juga didorong pelatihan penggunaan media teknologi melalui jaringan internet untuk memasarkan produk UMKM secara "online".

Pemerintah daerah juga membangun "Plaza Komoditas" untuk membantu pemasaran pelaku UMKM.

Dengan demikian, pelaku UMKM di Lebak berkembang pada bidang usaha industri rumahan (home industry), seperti kerajinan tangan, logam, aneka jenis makanan, hasil produksi pertanian, dan perkebunan, serta pertambangan.

Bahkan, produksi UMKM gula cetak,abon ikan dan gula semut menembus pasar Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Begitu pula produk emping dan abon ikan dipasok ke sejumlah daerah di tanah air.

"Kami terus meningkat kualitas produk UMKM karena menyumbangkan perekonomian dan lapangan pekerjaan tenaga lokal," katanya menjelaskan.

Menurut dia, regulasi pemerintah daerah sangat berkomitmen untuk meningkatkan pelaku UMKM melalui program "Lebak Sejahtera" agar melahirkan  klaster-klaster ekonomi kerakyatan sehingga mampu mengendalikan kemiskinan.

Selama ini, kemiskinan di daerah ini relatif tinggi karena tidak memiliki pendapatan tetap.

"Saya kira melalui program "Lebak Sejahtera" diharapkan mereka bisa menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Ujang (55) pelaku UMKM di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini merasa kewalahan melayani permintaan sale pisang untuk dipasok ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Bahkan, produksi sale pisang bisa mencapai lima ton per minggu dipasok ke luar daerah.

"Kami menggeluti usaha kerajinan ini sejak 10 tahun dan menyerap tenaga kerja hingga puluhan orang," katanya.

Begitu juga Jubaedah (50) pelaku UMKM warga Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengatakan dirinya memproduksi abon ikan dan memasok ke sejumlah pasar supermarket di Jepang melalui pengusaha eksportir dari Jakarta.

Selama ini permintaan abon ikan untuk pasar Jepang relatif tinggi karena memiliki kualitas yang bagus tanpa menggunakan pengawet.

Selain itu juga rasanya renyah, gurih, nikmat juga kandungan proteinnya cukup tinggi.

Karena itu, kata dia, warga Jepang sangat menyukai abon ikan produk pelaku UMKM Kabupaten Lebak.

"Kami memasok abon ikan ke Jepang sekitar satu ton per bulan dengan harga Rp 110.000 per kilogram," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018