Serang (Antara News) - Untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah Banten Selatan kuncinya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jalan, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Rahmat Hernowo.

"Wilayah Banten selatan memang jauh tertinggal dengan wilayah Banten bagian Utara, dan ketimpangan ini menjadi tantangan utama yang perlu dijadikan prioritas," kata Rahmat Hernowo di Serang, Sabtu.

Usai pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 dengan tema "memperkuat momentum" Hernowo mengatakan kondisi perekonomian Provinsi Banten dalam 5 tahun terakhir sebenarnya telah berkembang cukup baik, yang terlihat dari laju pertumbuhan ekonominya yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun dari perkembangan yang baik itu masih terdapat beberapa tantangan yang tersirat dalam rangka memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Banten untuk tetap pada level yang tinggi tersebut.

Rendahnya realisasi pembangunan proyek pembangunan jalan tol Serang-Panimbang serta Bandar Udara Banten Selatan turut mempengaruhi progress terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Banten Selatan, katanya.

Selanjutnya, tingginya tingkat pengangguran terbuka di Banten juga berpotensi mengganggu resiliensi ekonomi Banten kedepan. Pangsa sektor industri yang begitu tinggi di Provinsi Banten, perlu diimbangi oleh peningkatan sektor ekonomi berbasis komoditas primer dan jasa. Berkembangnya sektor lain akan mendorong peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan di Provinsi Banten.

Dalam menyikapi dinamika dan tantangan ini, Bank Indonesia memandang semua pemangku kebijakan telah melakukan langkah-langkah pembenahan. "Namun kita masih memiliki ruang untuk mengoptimalkan kebijakan yang sudah ditempuh guna memperkuat momentum pemulihan sehingga menjadi fondasi yang kokoh dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif," katanya.

Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia perlu mengajak semua pemangku kepentingan untuk kembali berpegang teguh pada tiga prinsip dasar kebijakan publik. Dengan strategi yang terfokus pada tiga elemen utama pertumbuhan ekonomi.

Prinsip dasar yang pertama, kebijakan harus berorientasi pada masa depan. Dalam kaitan ini harus memiliki dan menyepakati sasaran akhir dari perekonomian yang akan menjadi basis transformasi ekonomi saat ini. Sasaran akhir ini harus sudah memperhitungkan dinamika ekonomi ke depan.

Kedua, kebijakan harus berkesinambungan dan tersinergi. Kebijakan ekonomi harus terstruktur dan jelas pentahapannya untuk mencapai sasaran akhir yang sudah disepakati.

"Artinya pemangku kebijakan harus menghindari terjadinya perubahan substansi kebijakan dalam waktu yang singkat misalnya karena kurangnya koordinasi lintas sektor atau pengaruh dinamika politik. Terjaganya kesinambungan dan sinergi kebijakan akan meningkatkan confidence pelaku usaha untuk perencanaan dan investasi jangka panjang," katanya.

Prinsip lainnya adalah kebijakan publik harus berimbang, Dari sisi ekonomi, keseimbangan meliputi keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang. Keseimbangan kuantitas dan kualitas pertumbuhan maupun keseimbangan antara pengembangan sektor konvensional dan modern. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017