Jakarta (Antara News) - Lippo Group menyalurkan program beasiswa bagi mahasiswa berprestasi kepada 10 perguruan tinggi di Indonesia, diserahterimakan secara simbolis kepada rektor di perguruan tinggi tersebut disaksikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak.

"Masing-masing perguruan tinggi mendapat Rp150 juta atau total Rp1,5 miliar untuk 10 perguruan tinggi," kata Presiden Direktur Lippo Group, Theo L. Sambuaga di Jakarta, Senin, pada acara penyerahan bantuan bagi mahasiswa berprestasi Lippo Group tahun 2017.

Perguruan Tinggi penerima bantuan Lippo Group meliputi Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Negeri Semarang, Politeknik Banyuwangi, Institut Teknologi Sumatra, Politeknik Padang, Politeknik Bangka Belitung, Politeknik Manado, Universitas 19 Maret Kolaka, dan Universitas Borneo Tarakan.

Theo mengatakan, program bantuan telah berlangsung selama tujuh tahun berturutan telah menyalurkan beasiswa kepada 70 perguruan tinggi, tujuannya untuk mendorong prestasi dan motivasi mahasiswa khususnya dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

"Program ditujukan bagi mahasiswa dari program studi teknik termasuk politeknik perguruan tinggi negeri, merupakan sumbangan kami untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas agar dapat berkontribusi bagi pembangunan," kata Theo.

Pada kesempatan tersebut, Theo juga mengucapkan terimakasihnya kepada Menteri Ristek Dikti beserta jajaran yang telah memberikan arahana dan konsultasi terkait program bantuan/ bea siswa bagi perguruan tinggi.

Sedangkan Chairman Lippo Group Mochtar Riady mengatakan pentingnya perguran tinggi mengikuti perubahan teknologi yang berkembang saat ini, beberapa perusahaan mengalami kesulitan karena lambat mengikuti perkembangan teknologi.

Mochtar menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke mitranya di Jepang dan berjalan-jalan ke kawasan Ginza melihat transaksi pembayaran masih mengadopsi cara konservatif yakni menggunakan pembayaran secara tunai mulai dari tempat makan/ restoran sampai tempat hiburan.

"Saya lihat di dalamnya tidak ada yang menggunakan pembayaran menggunakan e-payment maupun e-commerce. Saya baru sadar kenapa dalam lima tahun lalu perusahaan dua perusahaan raksasa otomotif asal negara ini diambil Renault Perancis, begitu juga beberapa perusahaan besar yang kepemiikannya sebagian sudah beralih," kata Mochtar.

Mochtar mengatakan hal ini sebagai akibat kebijakan perusahaan yang terlalu konservatif tidak "allert" terhadap perubahan teknologi.

Mochtar mengatakan sudah menjadi tugas bersama untuk memperhatikan dunia pendidikan, kemajuan suatu bangsa tidak bisa lepas dari kualitas pendidikan bukan hanya peran pemerintah tetapi juga swasta.

Menristek Dikti Mohamad Nasir mengucapkan terimakasih terhadap program yang sudah ketiga kalinya diterima selama dirinya menjabat, dari sebanyak tujuh yang telah dilaksanakan, serta diharapkan menjadi program yang terus berkelanjutan (sustainability) untuk mencetak lulusan perguruan tinggi lebih baik lagi.

M. Nasir juga mengatakan menjadi tantangan bagi perguruan tinggi di Indonesia menghadapi perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat pembayaran saat ini sudah "cashless" bisa melalui ponsel menggunakan sistem barcode atau kartu elekronik.

"Saat ini ada teknologi chips berukuran nano yang dapat ditanamkan ke dalam darah, tujuannya rekam medis dapat diketahui, sehingga memudahkan dalam melakukan diagnosa serta terapi," kata M. Nasir.

Menristek Dikti minta kepada para rektor perguruan tinggi untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam menyampaikan materi perkuliahan, saat ini sudah berkembang e-learning seharusnya secara bertahap sudah mengarah ke sana.

M Nur juga menantang mahasiswa mampu bersaing di dunia dengan memanfaatkan sebaik mungkin fasiitas yang tersedia termasuk dukungan teknologi informasi.

Terkait pemanfaatan teknologi informasi, Kementerian Ristek Dikti telah menggunakan untuk melakukan monitoring penggunaan anggaran di perguruan tinggi, sehingga dapat diketahui besaran serapannya, serta untk apa saja pemanfaatannya.

Hadir pada kesempatan tersebut sejumlah tokoh nasional diantaranya Ginanjar Kartasasmita, Sutiyoso, Agum Gumelar, dan Jonathan L Parapak.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017