Lebak (Antara News) - Sebanyak 400 kelompok tani (Koptan) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memperoleh bantuan benih kedelai guna mendukung swasembada pangan nasional juga peningkatan pendapatan ekonomi petani.

"Kami minta petani yang menerima bantuan benih kedelai dari program upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai atau pajale bisa direalisasikan percepatan tanam," kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Jumat.

Penyaluran bantuan benih kedelai melalui program upsus pajale yang digulirkan Kementerian Pertanian untuk Kabupaten Lebak seluas 6.500 hektare dengan 400 kelompok tani tersebar di 28 kecamatan.

Saat ini, pendistribusian bantuan kedelai yang sudah diterima petani seluas 4.000 hektare dan sisanya sebanyak 2.500 hektare masih dalam proses.

Selama ini, petani yang sudah menanam kedelai seluas 300 hektare dan ditargetkan November ini bisa menanam seluas 3.700 hektare.

Sedangkan, pada Desember mendatang ditargetkan petani bisa menanam kedelai seluas 2.500 hektare.

"Kami berharap bantuan kedelai seluas 6.500 hektare itu bisa dilakukan percepatan tanam," katanya.

Menurut Deni, petani yang memperoleh bantuan benih kedelai juga menerima dana pemeliharaan atau perawatan tanaman dengan nilai nominal sebesar Rp1,2 juta per hektare.

Penyaluran bantuan dana itu disalurkan melalui rekening kelompok tani masing-masing guna menghindari kebocoran.

Bantuan dana itu tentu dapat membantu petani untuk memenuhi kebutuhan membeli pupuk dan pestisida.

"Kami minta petani bantuan dana perawatan tanaman kedelai itu bisa dibelikan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida sehingga kondisi tanaman menghasilkan produksi dengan maksimal," katanya menjelaskan.

Deni menyebutkan, selama ini produksi komoditas kedelai di Lebak belum cukup menggembirakan karena hasil produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Produksi kedelai masih rendah dan belum menjadikan andalan untuk penghasilan petani bila dibandingkan dengan tanaman padi dan jagung.

Padahal, potensi pengembangan kedelai sangat berpeluang sebagai sentra lumbung kedelai, karena didukung lahan begitu luas baik areal persawahan dan darat.

Penyebab rendahnya produksi kedelai itu berbagai faktor antara lain faktor minat petani membudidayakan tanaman kedelai relatif kecil.

Faktor lainnya, kata dia, keuntungan dari sisi usaha pertanian kedelai belum menjanjikan kesejahteraan petani.

Selain itu juga faktor pengadaan benih kedelai unggul di pasaran relatif terbatas.

Karena itu, pemerintah mendorong petani agar mengembangkan budi daya komoditas kedelai sesuai dengan program upsus pajale sebagai Nawacita Presiden Joko Widodo.

"Kita tahun 2017 melalui program upsus ditargetkan menanam kedelai seluas 7.000 hektare dengan produksi 7.000 ton lebih," katanya menjelaskan.

Deni juga mengatakan, pihaknya menjamin produksi kedelai petani seluas 6.500 hektare melalui program upsus pajale itu.

Produksi kedelai akan ditampung oleh Perum Bulog setempat dengan harga Rp8.700/Kg, namun petani juga memperbolehkan dijual dengan harga pasaran.

Penyaluran bantuan benih kedelai itu dari Grobogan, Jawa Tengah, dengan produktivitas 1,27 ton per hektare.

Kelebihan varietas tersebut adalah mudah beradaptasi pada kondisi daerah setempat sehingga dapat tumbuh pada lahan yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah irigasi.

Apalagi varietas itu sudah memiliki sertifikasi dari Balai Sertifikasi Kementerian Pertanian.

Ia mendorong agar petani dapat mengembangkan tanaman kedelai sehingga mendorong peningkatan ekonomi mereka.

"Kami mengajak petani untuk terus mengembangkan kedelai dengan memanfaatkan lahan telantar maupun lahan perbukitan," katanya.

Ansori (45), seorang petani Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa lega menerima bantuan benih kedelai untuk ditanam seluas satu hektare.

Selama ini, petani di wilayahnya sudah biasa mengembangkan tanaman kedelai dan bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal.

"Jika panen kedelai dijual ke Pasar Rangkasbitung dan bisa menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017