Serang (Antara News) - Jumsikah (45), pekerja infomal di Desa Kadugenep, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, meninggal dunia saat bekerja pada 25 Oktober 2017, dan ahli warisnya menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan setempat Rp24 juta. Ia baru enam bulan menjadi peserta BPJS.

Terlihat wajah lega Suhanda, suami almarhumah saat menerima santunan tersebut yang diserahkan Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa, pada acara pencanangan Desa Kadugenep sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, di Desa Kadugenep, Kamis (16/11).

Suhanda mengakui bahwa sebenarnya ia sangat bersedih menerima kenyataan istrinya meninggal, namun ia menerimanya sebagai takdir dari yang maha kuasa, dan mensyukuri bahwa istrinya sempat mengikuti BPJS.

Ia akan menggunakan uang santunan untuk merintis usaha, sebagai sumber nafkah.

Suhanda tidak seorang diri mendapatkan santunan tersebut, ada tujuh pekerja lainnya peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) yang bernasib sama dengan Jumsikah, yaitu meninggal saat bekerja, bahkan di antaranya ada yang meninggal berselang satu hari setelah menjadi peserta, tetap diberi santunan oleh pihak BPJS-TK.

Adalah Ibu Uum (45), perangkat desa di Desa Kadugenep yang berperan sebagai motor penggerak mengajak para pekerja di wilayahnya untuk mengikuti program BPJS-TK.

"Ini sudah menjadi panggilan hati saya untuk menyadarkan para pekerja," kata Uum yang  tanpa mengenal lelah mengunjungi para pekerja dari rumah ke rumah guna meyakinkan arti penting menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. 

Uum menjadi agen BPJS-TK dan sudah mendapatkan pelatihan dua kali di Anyer, Serang dan di Jakarta.

Kehadiran Uum sebagai agen BPJS Ketenagakerjaan kemudian mendapat dukungan dan motivasi dari Camat Petir dan Kepala Desa Kadugenep. Belum satu tahun menjadi agen BPJS-TK, sudah ribuan pekerja yang berhasil diajaknya menjadi peserta.

Sejak terjun pada Maret sampai Nopember ini Uum berhasil merekrut sekitar 1.200 peserta, sebagian besar berasal di Desa Kadugenep, dan desa sekitarnya. Para peserta adalah pekerja kecil yang bekerja sebagai buruh, petani, pengrajin, warungan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Memang tidak mudah bagi Uum mengajak pekerja ikut program BPJS-TK, apalagi sebagian besar pekerja itu mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah, yang tentu belum memahami benar manfaat dari program tersebut, sehingga meski iuran yang ditarik hanya Rp16.800 per bulan, tetap sulit untuk menyadarkan mereka.

"Dengan adanya musibah yang menimpa delapan pekerja yang semuanya mendapatkan santunan dari BPJS-TK itu, barulah mereka sadar perlunya masuk program tersebut, dan satu persatu kini mereka menyatakan untuk ikut sebagai peserta, dan kemudian pihak BPJS-TK memberikan kartu sebagai tanda peserta," kata Uum yang mengaku bangga menjadi agen BPJS-TK.

Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengapresiasi para pihak yang terlibat dalam program BPJS-TK sehingga mampu menyadarkan hampir seluruh pekerja di Desa Kadugenep ini untuk ikut program BPJS-JK.

"Kami berharap kesadaran pekerja di Desa Kadugenep, Kecamatan Petir, atas jaminan terhadap kecelakan kerja, dapat 'ditularkan' ke desa lain, sehingga nantinya semua pekerja informal menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Pandji Tirtayasa pada peresmian desa tersebut sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan.

Wabup mengapresiasi keinginan dan kesadaran pekerja di Kadugenep yang memahami pentingnya menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, bahkan sudah ada yang menikmati manfaat dari program tersebut.

Sementara Camat Petir Mochamad Agus berjanji akan menyosialisasikan program BPJS-TK ke desa-desa lain di wilayah kerjanya dalam suatu kesempatan, dan berharap semua desa merespon dan memahami pentingnya program tersebut.

Mochammad Agus menyadari bahwa peran kepala desa cukup besar dalam menyadarkan warganya sehingga setiap hari ia pun menyampaikan kepada mereka tentang makna program BPJS-TK dan berharap pesan tersebut dapat disampaikan kepada warga, khususnya yang sudah bekerja.

Kepala Desa Kadugenep H Rohman mengaku awalnya tidak yakin dengan program tersebut, malahan sempat berpikiran bahwa program tersebut hanya "bohong-bohongan" sehingga belum berani menyampaikan kepada warganya.

"Namun setelah ada kejadian delapan pekerja meninggal dan semuanya mendapat santunan, barulah saya sadar bahwa program ini banyak manfaatnya, dan kemudian kami gencar menyosialisasikannnya kepada warga," kata Rohman yang mengaku tinggal 30 persen lagi warganya yang belum menjadi peserta BPJS-TK.

 
"Viruskan" ke Desa Lain

Ditetapkannya Kadugenep sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial ketenagakerjaan, adalah  upaya BPJS Ketenagakerjaan untuk merangkul pekerja-pekerja di desa lainnya yang belum menjadi peserta.

Terdapat 15 desa di Kecamatan Petir tetapi baru Desa Kadugenep yang pekerjanya sudah banyak menjadi peserta BPJS-TK.

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Serang Muallif terdapat sebanyak 930 pekerja di Desa Kadugenep yang sudah mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan latar belakang pekerjaan sebagai petani, pengrajin tas dan pedagang.

"Jadi tinggal 25 persen lagi yang belum mendaftar, dan kami berharap dengan mencanangkan Kadugenep sebagai desa sadar BPJS Ketenagakerjaan, dapat di 'virus' kan ke 15 desa lainnya di Kecamatan Petir ini. Itu yang kami harapkan dari penyelenggaraan kegiatan ini dalam rangkaian memperingati 40 tahun BPJS Ketenagakerjaan yang jatuh pada 5 Desember 2017," kata Muallif.

Muallif mengakui bahwa dalam merangkul seluruh pekerja informal yang bekerja di berbagai profesi itu untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan memang tidaklah mudah, sehingga perlu diberikan sosialisasi agar mereka memahami pentingnya jaminan kecelakaan, antara lain dengan membentuk desa sadar ini.

Saat dengan Oktober 2017  jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan di lingkup Cabang Serang, meliputi Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, mencapai 234.216 peserta, sementara target tahun 2017 sebanyak 260.834 peserta. 

Dia berharap dengan pencanangan desa kadugenep sebagai "desa sadar" itu bisa mencapai target, atau melebihi targetnya.

Kepala Pemasaran Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Banten, Didin Haryono menjelaskan, Desa Sadar Kadugenep ini adalah yang kedua dicanangkan di Banten. yang pertama adalah Desa Kohot di Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Kedua desa tersebut, menurut Didin Haryono, layak disebut sebagai Desa Sadar BPJS Ketenagakerjaan, karena hampir seluruh warganya ikut serta program BPJS yang dipandu oleh perangkat desa setempat, tanpa dengan pemaksaan.

Pemerintah daerah mendukung kesadaran akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan dengan menelurkan beberapa peraturan tentang jaminan sosial ketenagakerjaan, salah satunya peraturan bupati serang nomor 35 tahun 2017 dan peraturan walikota serang nomor 55 tahun 2017.

Dalam rangkaian memperingati 40 tahun BPJS Ketenagakerjaan, BPJS TK bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) setempat menyelenggarakan kegiatan sosial donor darah. 750 paket sembako yang akan dijual pada kegiatan pasar murah berupa 5 kg beras, 2 lt minyak makan, 2 kg gula, 5 bungkus mie instan dan 1 kota teh celup dengan harga Rp60.000.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017