Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama Polda Metro Jaya berkomitmen untuk memperkuat moderasi beragama guna menciptakan Indonesia yang damai dan tanpa keributan perbedaan kepercayaan.
Penguatan itu, dilakukan Kemenag-Polri melalui 'pelatihan atau training of trainers (TOT) tentang teknologi informasi dan pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama' terhadap para perwira ditingkat kepolisian.
"Ini adalah kegiatan pertama kali yg dilakukan oleh Kemenag yang melibatkan kelembagaan khususnya Polri terutama Polda Metro. Oleh karena itu kami bersama Polda Metro Jaya bekerja sama untuk memberikan paham intoleran, dan ini akan menjadi program role model atau percontohan implementasi tentang umat beragama," ucap Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Suyitno di Tangerang Selatan, Senin.
Ia menyebutkan, pelatihan yang menitikberatkan antar institusi ini dianggap penting sebagai langkah terdepan dalam upaya memperkuat moderasi beragama di Indonesia.
Baca juga: Bina polisi atlet, Polri kini miliki Komite Olahraga Polri
Dimana, katanya, sebagai negara besar yang tingkat pluralisasi atau banyak macam agama harus ditangani oleh tangan dingin. Maka, peran Polri memiliki peranan penting dan strategis untuk memperkuat moderasi beragama tersebut.
"Paling penting, tidak sebagai di internal Polri, tetapi juga Masyarakat umumnya, di situ juga Polri sangat memiliki tugas yang beririsan dengan melakukan pengawalan di tengah masyarakat," katanya.
Ia juga menekankan pelatihan bersama institusi keamanan ini akan menjadi program yang berkelanjutan. Sebab, sasaran implementasinya sangat besar dan lebih efektif dalam menjaga atau menguatkan intoleransi, menguatkan kebangsaan serta menguatkan budaya di Indonesia.
Baca juga: Polda Banten tingkatkan kemampuan jajaran humas melalui e-learning
Sementara itu, Kabiro SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo menyampaikan pelatihan dalam memperkuat moderasi beragama ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul di internal Polri.
"Sehingga nantinya Polri muncul sesuai role model beragama, mulai dalam kehidupan di keluarga di lingkungan kerja sampaikan kemudian ke masyarakat umum," ujarnya.
Selain itu, dikatakan Kombes Langgeng, pemahaman moderasi beragama ini adalah untuk mewujudkan Polri yang hadir di masyarakat lebih adil dan bijaksana.
"Dalam arti orang yang bisa menghormati perbedaan. Perbedaan ini lahir sebagai satu derajat kesamaan apa lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi Polri akan hadir untuk memberikan keadilan secara bijaksana," kata dia.
Baca juga: Kompolnas minta Polri tuntaskan penanganan kasus TPPO
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Penguatan itu, dilakukan Kemenag-Polri melalui 'pelatihan atau training of trainers (TOT) tentang teknologi informasi dan pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama' terhadap para perwira ditingkat kepolisian.
"Ini adalah kegiatan pertama kali yg dilakukan oleh Kemenag yang melibatkan kelembagaan khususnya Polri terutama Polda Metro. Oleh karena itu kami bersama Polda Metro Jaya bekerja sama untuk memberikan paham intoleran, dan ini akan menjadi program role model atau percontohan implementasi tentang umat beragama," ucap Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Suyitno di Tangerang Selatan, Senin.
Ia menyebutkan, pelatihan yang menitikberatkan antar institusi ini dianggap penting sebagai langkah terdepan dalam upaya memperkuat moderasi beragama di Indonesia.
Baca juga: Bina polisi atlet, Polri kini miliki Komite Olahraga Polri
Dimana, katanya, sebagai negara besar yang tingkat pluralisasi atau banyak macam agama harus ditangani oleh tangan dingin. Maka, peran Polri memiliki peranan penting dan strategis untuk memperkuat moderasi beragama tersebut.
"Paling penting, tidak sebagai di internal Polri, tetapi juga Masyarakat umumnya, di situ juga Polri sangat memiliki tugas yang beririsan dengan melakukan pengawalan di tengah masyarakat," katanya.
Ia juga menekankan pelatihan bersama institusi keamanan ini akan menjadi program yang berkelanjutan. Sebab, sasaran implementasinya sangat besar dan lebih efektif dalam menjaga atau menguatkan intoleransi, menguatkan kebangsaan serta menguatkan budaya di Indonesia.
Baca juga: Polda Banten tingkatkan kemampuan jajaran humas melalui e-learning
Sementara itu, Kabiro SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo menyampaikan pelatihan dalam memperkuat moderasi beragama ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul di internal Polri.
"Sehingga nantinya Polri muncul sesuai role model beragama, mulai dalam kehidupan di keluarga di lingkungan kerja sampaikan kemudian ke masyarakat umum," ujarnya.
Selain itu, dikatakan Kombes Langgeng, pemahaman moderasi beragama ini adalah untuk mewujudkan Polri yang hadir di masyarakat lebih adil dan bijaksana.
"Dalam arti orang yang bisa menghormati perbedaan. Perbedaan ini lahir sebagai satu derajat kesamaan apa lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi Polri akan hadir untuk memberikan keadilan secara bijaksana," kata dia.
Baca juga: Kompolnas minta Polri tuntaskan penanganan kasus TPPO
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024