Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang Banten bersama DQ Lab meluncurkan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) data science untuk memperkuat kesiapsiagaan dan resiliensi pasca bencana melalui analisis dan visualisasi data.

Dekan Fakultas Teknik & Informatika UMN Dr. Eng. Niki Prastomo di Tangerang, Rabu mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana alam yang besar karena terletak di kawasan ring of fire. Oleh karena itu Indonesia harus selalu siap siaga terhadap berbagai kemungkinan bencana.

Dikatakan, program MBKM Data Science untuk menjawab kebutuhan dengan memanfaatkan big data dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan resiliensi masyarakat.

“Big data terus berkembang dan memberikan impact ke banyak sisi kehidupan, termasuk dalam kebencanaan. Informasi dapat membantu kemudahan dalam kesiapsiagaan bencana dan pasca bencana,” kata Dr. Eng. Niki Prastomo dalam keterangannya.

Baca juga: UMN latih siswa wirausaha untuk kembangkan kreativitas

Ia menambahkan program MBKM Data Science juga mendapat dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Digital Talent Scholarship (DTS)

Dalam program ini, UMN menyediakan tenaga pengajar dan DQ Lab menyediakan modul-modul pembelajaran. Program ini dirancang untuk menghasilkan Sistem Informasi Kebencanaan yang dapat membantu masyarakat dalam memahami risiko bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan mereka.

"Sistem ini akan memuat berbagai informasi seperti peta risiko, peta infrastruktur, cuaca, peta kesehatan, dan info geografis lainnya," ujarnya.

UMN juga mengajak Kominfo untuk membuka program ini untuk banyak orang di Indonesia dalam bentuk MBKM proyek kemanusiaan.

Baca juga: UMKM Tangerang diberikan pelatihan diversifikasi produk kuliner dan sanitasi

Sehingga mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat luar, menjalin kerja sama dengan mitra, mendapatkan pelatihan, dan membantu daerah pilihan mereka dalam membangun sistem informasi kebencanaan sesuai kebutuhan daerah masing-masing.

“Harapannya program ini bisa meningkatkan kesiapsiagaan bencana di berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Dr. Niki.

Saat ini program MBKM Data Science diikuti oleh 277 mahasiswa dari 62 Perguruan Tinggi di 18 provinsi. Program ini terdiri dari training sinkron oleh UMN, training asinkron oleh DQ Lab, dan kuliah tamu oleh CTI Group.

Program ini berlangsung selama 16 minggu dan saat ini memasuki minggu keenam. Pada tahap ini, para mahasiswa sedang dalam proses mengimplementasikan program dengan bekerja sama dengan mitra dan menanyakan kebutuhan mereka.

Output program ini dapat berupa aplikasi mobile, web, atau platform lainnya sesuai dengan kebutuhan mitra. Sebanyak 15 mahasiswa UMN juga terlibat dalam program ini. Mahasiswa UMN terbagi menjadi dua kelompok yang berfokus pada dua wilayah, yaitu Mitigasi Bencana Lebak Selatan (dibawah GLMS) dan Penanganan Banjir Jakarta (di bawah LLDikti III).

Program MBKM Data Science merupakan langkah nyata UMN dalam berkontribusi terhadap peningkatan kesiapsiagaan bencana di Indonesia.

"Dengan menggabungkan kekuatan big data, edukasi, dan kolaborasi, UMN optimis bahwa program ini dapat membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai bencana alam yang mungkin terjadi," katanya.

Baca juga: UMN gandeng BCA berikan kemudahan peluang bisnis nasabah
 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024