Padi huma atau gogo hingga kini masih menjadi andalan pangan masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten untuk ditanam di daerah itu.
 
"Beberapa kecamatan di daerah ini padi huma masih dikembangkan oleh petani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Kamis.
 
Pemerintah daerah mendorong petani agar terus mengembangkan tanaman padi huma dengan waktu panen selama enam bulan dari hari setelah tanam (HST), karena kebanyakan mereka menggunakan benih lokal.
 
Selama ini, produksi padi gogo masih dikembangkan masyarakat di Kabupaten Lebak, termasuk petani Badui. Sebab, padi huma juga memberikan kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan masyarakat.

Baca juga: Petani Badui panen padi huma meski sempat terserang hama
 
Bahkan, lanjut dia, petani Badui turun temurun secara adat padi huma menjadi andalan ketahanan pangan mereka.
 
Karena itu, masyarakat Badui hingga kini belum ditemukan kerawanan pangan maupun kelaparan.
 
"Kami mendorong para petani agar terus memperluas indeks pertanaman (IP) padi gogo dalam setahun bisa dilakukan dua kali tanam," kata Deni menambahkan.
 
Menurut dia, produksi padi gogo dari Januari-Maret 2024 terealisasi sebanyak 4.259 ton gabah kering pungut (GKP) dan jika dikonversikan beras sekitar 3.500 ton setara beras.

Baca juga: Petani Badui lakukan "ngaseuk" padi huma dengan gotong royong
 
Saat ini, masyarakat yang masih mempertahankan  pertanian padi huma di Kecamatan Leuwidamar, Cirinten, Sajira, Cimarga , Sobang,  Cibeber, Bojongmanik, Bayah dan Cilograng.
 
Para petani menanam padi huma itu di lahan-lahan darat dengan lokasi pegunungan dan perbukitan, seperti masyarakat Badui.
 
"Kami mengapresiasi petani yang mengembangkan padi gogo itu sangat organik karena tidak menggunakan pupuk kimia," kata Deni.

Baca juga: 18 warga Badui jalani pengobatan TBC selama enam bulan
 
Sementara itu, Sarman (45) seorang petani Badui mengaku bahwa panen padi huma tahun ini produksinya menurun 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
 
Produksi padi huma tahun ini menghasilkan sebanyak 15 karung GKP dibandingkan 2023 mencapai 30 karung dari tanam seluas 1 hektare.
 
Menurunnya produksi padi huma itu akibat serangan hama juga dampak tingginya curah hujan.
 
Meski produksi sebanyak 15 karung itu, namun  bisa memenuhi ketersediaan pangan keluarga selama 1,5 tahun dengan dua anak.
 
"Kami cukup terbantu untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga dari tanam padi huma itu,"katanya menjelaskan.

Baca juga: 18 warga Badui jalani pengobatan TBC selama enam bulan

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024