Jonatan Christie mengakhiri puasa gelar sektor tunggal putra Indonesia pada turnamen prestisius All England Open setelah penantian tiga dekade lamanya.
Pada pertandingan final yang digelar Minggu, Jonatan menang atas kompatriot Anthony Sinisuka Ginting melalui straight game 21-15, 21-14 dalam tempo 54 menit.

Tak hanya menjadi pertama kalinya sejak tahun 1994 saat Hariyanto Arbi meraih gelar tersebut di All England, ini juga menandai pertama kalinya Jonatan lolos sebagai finalis dan membawa pulang gelar juara turnamen BWF Super 1000.

Pertandingan pada gim pertama berlangsung cukup alot, saat kedua pemain saling memperebutkan poin dengan ketat pada awal gim pertama. Namun, Jonatan dengan sigap mampu mendominasi laga tersebut setelah merebut interval gim pertama dengan skor 11-4, lalu mempertahankannya hingga unggul cukup jauh dari Ginting 16-10.

Baca juga: Jadwal All England: Jonatan dan Anthony Ginting berebut titel juara

Sorotan utama dari gim pertama pada all Indonesian final ini adalah ketahanan yang ditunjukkan oleh kedua pemain, menyusul reli-reli panjang yang menentukan perolehan poin.

Reli terpanjang di gim pertama dengan 37 pukulan berhasil direbut oleh Ginting saat merebut tiga angka beruntun dan memperkecil jaraknya dari Jonatan 13-17.

Pada poin-poin tua, Ginting, yang saat itu hanya terlampau dua angka dari Jonatan, terlihat sedikit kurang bersabar untuk segera menyamakan kedudukan. Hal itu menyebabkan Jonatan mengumpulkan angka dengan cukup mudah dan merebut gim pertama 21-15 dalam tempo 29 menit saja.

Di sela pergantian sisi lapangan sebelum gim dua dimulai, Ginting terlihat meminta bantuan medis di jarinya yang sedikit terluka. Namun, hal itu tidak menurunkan semangat unggulan kelima untuk berupaya merebut gelar juara dari rekan satu negaranya.

Baca juga: Jonatan Christie menang, "All Indonesian Final" terjadi di All England

Gim kedua dibuka dengan angka pertama dari pukulan menyilang Ginting. Tak butuh waktu lama bagi Jonatan untuk segera menyamakan dan mengubah kedudukan berbalik padanya.

Meski sempat tertinggal 6-10, bola-bola cepat yang dilancarkan oleh Ginting mampu memperkecil jaraknya dari tunggal putra peringkat sembilan dunia, walaupun pada akhirnya interval gim kedua kembali dikunci oleh Jonatan 11-9.

Selepas turun minum, sang peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo masih berusaha untuk mengejar ketertinggalannya dari juara French Open 2023.

Smes-smes keras Ginting terbukti mampu mengurangi margin skor. Namun, terdapat cukup banyak bola Ginting yang keluar dan menyangkut di net dan membuat Jonatan masih memimpin kedudukan 18-14.

Dalam kondisi intens ini, Jonatan tidak mengendurkan fokusnya, hingga akhirnya berhasil memenangkan kejuaraan bulu tangkis tertua ini atas Ginting, yang merupakan mantan teman sekamarnya itu.

Baca juga: Langkah Gregoria Mariska di All England terhenti

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024