Jakarta (Antara News) - Direktur Utama PT Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana memastikan laba usaha perseroan tembus di atas target Rp1 triliun tahun 2017 dari hasil kontribusi pengembangan (ekspansi bisnis) yang dilaksanakan induk dan anak usaha sampai dengan triwulan III 2017.

"Kami punya program rintisan layanan peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama terutama pelabuhan ibu kota provinsi. Sampai triwulan III sudah mencapai 17.000 peti kemas, dibandingkan sebelumnya hanya mencapai 7.000 lebih," kata Bambang di Jakarta, Senin.

Dalam bincang-bincang dengan wartawan, Bambang mengatakan, layanan peti kemas internasional di Pelabuhan Belawan tumbuh 12, sedangkan untuk layanan antara pulau (domestik) tumbuh 20 persen.

Tidak hanya itu, jelas Bambang, perusahaan juga memiliki layanan penundaan dan pemanduan untuk kapal-kapal swasta di Terminal Khusus yang juga tumbuh masing-masing 17 persen dan 13 persen, sedangkan untuk di wilayah Pelindo 1 sendiri tumbuh 7 persen.

"Atas berbagai upaya tersebut pendapatan operasi sampai dengan triwulan 3 berhasl bertumbuh 12 persen mencapai Rp1,12 triliun, sedangkan laba usaha tumbuh 12 persen mencapai Rp787 miiar. Dengan demikian kalau akhir tahun 2016 laba usaha tembus hampir Rp1 triliun, estimasi kami tahun 2017 bisa di atas target Rp1 triliun," kata Bambang menjelaskan.

Bambang mengatakan, semua prestasi yang dicapai itu bukan karena adanya kenaikan tarif karena sudah tiga tahun belum ada kenaikan tarif layanan peti kemas. Perusahaan justru membangun terminal rintisan dengan tujuan menumbuhkan ekonomi daerah yang akhirnya berkontribusi kepada peningkatan layanan pelabuhan.

Dia memberikan contoh Pelabuhan Tanjung Pinang dan Pulau Bintan kalau awalnya layanan berkisar 100 sampai 500 peti kemas per bulan, maka sampai dengan triwulan III ini sudah mencapai 2.000 peti kemas. Capaian itu berkat investasi perusahaan untuk pengadaan lapangan penumpukan dan investasi alat.

Investasi juga dilaksanakan di pelabuhan peti kemas Belawan untuk mempercepat layanan bongkar muat sehinga kapasitas meningkat tembus 1,1 juta twenty-foot equivalent (TEUs), seharusnya bisa 1,2 juta TEUs , namun sulit direalisasikan mengingat keterbatasan kapasitas pelabuhan penampungan, kata Bambang.

Di pelabuhan yang sama saat ini tengah dilakukan pembangunan dermaga sepanjang 700 meter mengarah ke laut lepas dibagi dalam dua paket pekerjaan yang dikerjakan konsorsium PT Pelindo 1, PT Wijaya Karya, dan PT Hutama Karya. Paket pertama dibiayai konsorsium bank BUMN, sedangkan paket kedua dibiayai IDB.

Perkembangan pekerjaannya saat ini sudah 53 persen diharapkan sampai dengan akhir 2018 sudah dapat beroperasi, sebenarnya pertengahan 2018 sudah dapat beroperasi akan tetapi masih menunggu alat angkut (crane) Super Post Panamax berkapasitas 1,1 juta TEUs, dengan ekpansi ini maka kapasitas di terminal peti kemas internasional Belawan akan bertambah menjadi 2 juta TEUs nantinya..

Penambahan peralatan juga terus dilaksanakan di cabang-cabang terminal peti kemas Pelindo 1 seperti Tanjung Pinang, Sibolga, Kijang, dan Perawang. Tingginya pengiriman barang menggunakan layanan peti kemas sebagai cara yang paling murah dan aman harus diantisipasi melalui peningkatan pelayanan, kata Bambang.

Bambang juga menjelaskan untuk pelayanan penundaan dan pemanduan sejak 2016 perusahaan telah mulai pengadaan kapal tunda sehingga sampai saat ini sudah berjumlah 12 semuanya baru untuk melayani terminal khusus, terutama di Dumai dan Karimun.

Kemudian untuk memberikan layanan kepelabuhan di daerah-daerah pemasok (Hinterland), seperti di Sumatra yang kaya dengan perkebunan sawit, berlokasi di pelabuhan Dumai kapasitas terminal curah akan ditingkatkan dari 7 juta ton menjadi 8 juta ton, kemudian di Belawan akan dibangun terminal curah kering conveyor berkapasitas 1000 ton per jam, awalnya masih menggunkaan crane berkapasitas 1000 ton per hari.

Masih di terminal peti kemas Belawan, kata Bambang, perusahaan juga tengah membangun "car terminal" tiga lantai yang sanggup menampung 1.000 kendaraan pengangkut peti kemas.

Menurut Bambang, sejak tahun 2014 perusahaan melakukan investasi rata-rata Rp1 triliun, sedangkan untuk tiga tahun terakhir Rp2,5 triliun belum termasuk anak usaha, begitu juga di tahun 2018 angkanya masih sebesar itu, bahkan di 2018 perusahaan berencana mengakuisisi perusahaan logistik.

"Ketimbang membangun depo dan gudang sendiri, lebih baik mengakuisisi yang sudah jadi sehingga bisa langsung dipanen, apalagi bisnis logistik ke depan sangat menjanjikan seiring dengan perkembangan e-commerce," kata Bambang menjelaskan pertimbangan mengakuisisi perusahaan logistik.

Bambang juga menjelaskan peusahaan logistik yang akan dipilih nantinya memliki depo dan gudang yang kuat di wilayah Sumatra tujuannya untuk memanfaatkan kehadiran tol Sumatra yang juga terkoneksi dengan pelabuha-pelabuhan milki Pelindo 1.

Bambang mengatakan dengan hadirnya Kuala Tanjung sebagai gateway menuju Riau, Dumai, Jambi, Palembang akan lebih berhemat sampai 200 dolar AS, ketimbang harus melalui Singapura.

Potensi Kuala Tanjung juga akan ditingkatkan melaui perkuatan perusahaan logistik untuk melayani pelayaran jarak pendek (short sea shipping)

Bambang mengatakan, dalam rangka pembangunan multi purpose terminal Kuala Tanjung, perusahaan membaginya dalam empat tahap pekerjaan meliputi dermaga saat ini perusahaan hampir menyelesaikan pekerjaan di sisi laut (91 persen) sedangkan di sisi darat 71 persen karena masih ada lahan yang masih dikuasai warga, bersamaan pekerjaan fisik juga telah dibuat kesepakatan dengan sejumlah shipping line diantaranya Maersk.

Terkait kondisi fisik di lapangan membuat rencana operasi juga mundur menjadi kuartal 2 2018 dari target kuartal 1. Kendala pembangunan selain persoalan lahan di sisi darat, juga pembangunan pelabuhan yang dibangun di laut lepas tidaklah mudah, kata Bambang.

Sedangkan untuk tahap 2, akan dibangun kawasan industri ditujukan bagi industri berbasis manufaktur seperti industri kimia, minyak, dan metal sejauh ini tenant yang berkomitmen akan masuk PT Semen Indonesia, PT Maspion, serta beberapa lainnya, tahap 3 pembangunan pelabuhan industri (indust port) dan tahap 4 pembangunan pelabuhan penghubung (hub port).

Untuk memenuhi kebutuhan lahan industri, perusahaan tengah menyiapkan reklamasi seluas 1.400 hektar, berbarengah hal itu saat ini tengah proses pemilihan perusahaan sebagai mitra dalam pengelolaan pelabuhan nantinya, jelas Bambang.

Terkait sumber dana untuk investasi Rp2,5 triliun, Bambang mengatakan, Pelindo 1 hanya menyiapkan dari dana obligasi Rp1 triliun, sedangkan sisanya dana dari hasil sekuritisasi aset berupa pendapatan perusahaan untuk lima tahun ke depan yang diambil dimuka, dan selanjutnya bersumber dari pinjaman.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017